Rabu 28 Dec 2022 19:27 WIB

Pemkot Tangsel Pastikan Tetap Prioritaskan Tiga Program Ini 

Pemkot Tangsel memastikan untuk tetap memprioritaskan tiga program.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie. Pemkot Tangsel memastikan untuk tetap memprioritaskan tiga program.
Foto: Dok Pemkot Tangsel
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie. Pemkot Tangsel memastikan untuk tetap memprioritaskan tiga program.

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Media Survei Indonesia (MSI) baru-baru ini merilis hasil survei bertajuk "Evaluasi Akhir Tahun Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel)" yang menyatakan bahwa masalah kemacetan, banjir, dan sampah merupakan tiga program yang mendapat angka kepuasan rendah bagi masyarakat Tangsel. Menanggapi hal itu, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengakui hal tersebut dan memastikan akan terus memprioritaskan ketiga program.

"Memang kemacetan, sampah, dan banjir jadi salah satu program prioritas yang pencapaiannya harus terus-menerus dilakukan. Dan saya belum menyerah lah mengatasi masalah itu," kata Benyamin kepada wartawan, Rabu (28/12/2022). 

Pemkot Tangsel diketahui melakukan beberapa upaya dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Seperti masalah kemacetan diantaranya Dinas Perhubungan Kota Tangsel tengah mengkaji upaya pengembangan transportasi publik meliputi angkutan kota (angkot) dan pengintegrasian dengan bus rapid transit (BRT), serta kolaborasi dengan pihak swasta untuk pengintegrasian transportasi umum. Ditargetkan mulai 2023 masyarakat Tangsel bisa beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik, sehingga diharapkan dapat meminimalisasi masalah kemacetan. 

Adapun, permasalahan sampah, Pemkot Tangsel berupaya menemukan solusi lokasi untuk menampung sampah yang saat ini mengalami penumpukan di TPA Cipeucang, Serpong, yakni dengan mempertimbangkan opsi kerjasama terkait pengelolaan sampah ke tempat pembuangan akhir regional ke Kabupaten Lebak.

Rencana itu dikabarkan mendapat atensi dari Pemkab Lebak. Selain itu juga tengah mencari lahan alternatif lainnya seperti di TPA Jatiwaringin di Kabupaten Tangerang dan TPA Nambo di Kabupaten Bogor. 

Benyamin mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi berbagai permasalahan perkotaan yang krusial tersebut. Diharapkan, memasuki 2023, masalah-masalah tersebut bisa lebih teratasi. 

"Insya Allah dengan kolaborasi kita ajak juga Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Banten dan sektor swasta mudah-mudahan tiga program itu bisa kita tangani mau enggak mau," terangnya. 

Sebelumnya, sejumlah isu perkotaan mulai dari kemacetan hingga banjir masih menjadi masalah yang minim penyelesaian di Tangerang Selatan. Hal itu merupakan hasil survei dari Media Survei Indonesia (MSI) bertajuk 'Evaluasi Akhir Tahun Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel)', Senin (12/12/2022).

MSI mengungkap melakukan survei 10-15 November 2022 berupa wawancara tatap muka dengan kuesioner. Ada sebanyak 500 responden dari tujuh kecamatan di Tangsel yang diwawancarai dengan metode sampel acak bertingkat atau multistage random sampling. 

Secara garis besar, survei menunjukkan adanya kenaikan tingkat kepuasan terhadap kinerja Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel.

Tren kepuasan kinerja Wali Kota Benyamin Davnie dari April 2022 di angka 55,8 persen naik 16,6 persen menjadi 72,4 persen pada November 2022. Sementara, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan meningkat dari 49,2 persen pada April 2022 menjadi 63,4 persen pada November 2022, atau naik 14,2 persen.

Sejumlah program yang direspons positif oleh masyarakat Tangsel berdasarkan survei tersebut antara lain, penanganan Covid-19 (86,6 persen), menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari (79,2 persen), dan penyediaan sarana/prasarana pendidikan (75.8 persen). Aspek penyediaan sarana/prasarana kesehatan, penanganan kriminalitas, serta aspek transportasi publik yang terkoneksi turut memperoleh angka kepuasan di atas 70 persen. 

Sementara itu, sejumlah program masih di angka kepuasan yang kurang dari 50 persen. Hal itu di antaranya masalah mengatasi kemacetan (34,6 persen), menyediakan lapangan kerja (39,4 persen), dan mengatasi banjir (45,6 persen). Untuk masalah sampah, angka yang tidak puas masih sekitar 44,6 persen.

"Pemkot (Tangsel) harus kerja lebih keras lagi menyelesaikan persoalan utama di Tangsel, yakni macet, banjir, sampah, termasuk lapangan kerja," kata Manajer Riset MSI, Adi Imam Taufik dalam keterangannya. 

Jika beberapa permasalahan krusial tersebut dapat diatasi oleh Pemkot Tangsel, diprediksi pada tahun depan angka kepuasan publik bisa semakin meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement