Rabu 28 Dec 2022 17:41 WIB

Masyarakat Pulau Bawean Terisolir Akibat Cuaca Buruk

Masyarakat di Pulau Bawean, Jawa Timur terisolir akibat cuaca buruk.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Para wisatawan bermain pasir di Pulau Noko dengan latar belakang Pulau Gili di Bawean, Kabupaten Gresik. Masyarakat di Pulau Bawean, Jawa Timur terisolir akibat cuaca buruk.
Foto: Republika/Muhyiddin
Para wisatawan bermain pasir di Pulau Noko dengan latar belakang Pulau Gili di Bawean, Kabupaten Gresik. Masyarakat di Pulau Bawean, Jawa Timur terisolir akibat cuaca buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Masyarakat Pulau Bawean di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terisolir hampir sepekan dampak cuaca buruk. Hujan dengan intensitas tinggi, ditambah angin kencang hingga tingginya gelombang membuat tidak adanya kapal penyeberangan yang berani beroperasi. Situasi ini diperparah dengan pasangnya air laut yang mengakibatkan banjir menggenangi rumah warga di pulau dengan dua kecamatan tersebut.

"Hujan intensitas tinggi disertai angin kencang. Sementara air laut pasang mengakibatkan banjir di beberapa dusun di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak," kata salah seorang warga, Faiz saat dikonfirmasi Rabu (28/12/2022).

Baca Juga

Fariz melanjutkan, tidak adanya kapal penyeberangan yang berani beroperasi membuat stok kebutuhan pokok semakin menipis. Akibatnya harga kebutuhan pokok di sana mulai naik. Cuaca ekstrem di Bawean juga mengakibatkan sejumlah jalan rusak. Bahkan salah satu jembatan utama penghubung dua kecamatan terputus akibat derasnya air sungai.

"Akibatnya, akses warga antar desa lumpuh total," ujarnya. Selain menyebabkan banjir, cuaca buruk di Bawean juga membuat PLN terpaksa melakukan pemadaman listrik secara bergiliran, karena pasokan bahan bakar terhenti.

Operator kapal cepat Express Bahari, Taufik membenarkan, transportasi laut menuju pulau berpenghuni sekitar 107.000 jiwa tersebut tidak beroperasi sejak 23 Desember 2022. Ini lantaran cuaca laut memburuk, di mana gelombang tinggi disertai angin kencang.

"Sampai saat ini cuaca masih belum kondusif. Kapal juga masih belum bisa beroperasi, karena masih cuaca buruk," kata Taufik.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik, F.X Driatmiko Herlambang mengatakan, cuaca ekstrem di Pulau Bawean sudah terjadi sejak pekan lalu. Hujan lebat disertai tingginya gelombang laut, tidak saja terjadi di sekitar Pulau Bawean, tetapi menerjang sejumlah wilayah perairan Gresik.

"Nggih, cuaca beberapa hari ini memang ekstrem, hujan lebat ditambah gelombang laut yang cukup tinggi," ujarnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya, mengeluarkan surat peringatan dini gelombang tinggi yang dapat melanda perairan Jawa Timur pada rentang 28 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ratna Cintya Dewi menjelaskan, kecepatan angin yang berhembus berpotensi menimbulkan gelombang kategori sedang hingga sangat tinggi di sejumlah wilayah perairan Jawa Timur.

"Gelombang kategori sedang dengan ketinggian 1,25 meter hingga 2,5 meter berpotensi melanda Selat Madura bagian barat dan Selat Madura bagian Timur," ujarnya.

Kemudian, gelombang kategori tinggi dengan ketinggain antar 2,5 meter hingga 4 meter berpotensi melanda perairan Kalteng bagian timur, Laut Jawa di utara Pulau Bawean Gresik, Laut Jawa di selatan Bawean, perairan Tuban-Lamongan, Laut Jawa di bagian barat Pulau Masalembo Madura, Laut Jawa di bagian timur Pulau Masalembo, perairan utara Madura, perairan Kepulauan Sapudi Madura, dan perairan Kepulauan Kangean Madura.

Ratna melanjutkan, untuk gelombang kategori sangat tinggi dengan ketinggian 4 meter hingga 6 meter mengancam wilayah perairan selatan Jatim dan Samudera Hindia di bagian selatan Jatim.

"Keberadaan awan Cumulo Nimbus (Cb) yang luas dan gelap bisa menambah kecepatan angin dan tinggi gelombang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement