Rabu 28 Dec 2022 16:45 WIB

Bupati Cianjur Minta Warga Korban Gempa Pindah ke Hunian Sementara

Hunian sementara akan dibangun di atas lahan rumah yang ambruk akibat gempa

Red: Nur Aini
Warga korban gempa Cianjur beraktivitas di tenda pengungsian di Desa Cibulakan, Cuenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (27/12/2022). Sebulan setelah terjadi gempa Cianjur pada 21 November 2022 lalu, sejumlah warga memilih bertahan di tenda pengungsian hingga mendapatkan bantuan dana stimulan perbaikan rumah dari pemerintah. Sementara pemerintah akan fokus membangun kembali hunian warga serta infrastruktur yang rusak dengan target rampung pada Junin2023 mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga korban gempa Cianjur beraktivitas di tenda pengungsian di Desa Cibulakan, Cuenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (27/12/2022). Sebulan setelah terjadi gempa Cianjur pada 21 November 2022 lalu, sejumlah warga memilih bertahan di tenda pengungsian hingga mendapatkan bantuan dana stimulan perbaikan rumah dari pemerintah. Sementara pemerintah akan fokus membangun kembali hunian warga serta infrastruktur yang rusak dengan target rampung pada Junin2023 mendatang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta warga yang tinggal di posko pengungsian untuk pindah ke hunian sementara. Hunian itu akan dibangun pemerintah di atas lahan rumah yang ambruk setelah dibersihkan.

Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Rabu (28/12/2022), mengatakan saat ini pemerintah bersama TNI/Polri dan organisasi kemanusiaan masih melakukan pembersihan puing rumah warga yang ambruk akibat gempa agar dapat dibangun hunian sementara sambil menunggu pembangunan rumah kembali. "Sehingga warga tidak lagi harus tinggal di dalam tenda atau posko pengungsian karena sudah mulai banyak laporan warga yang sakit. Kita bangun rumah sementara di atas lahan milik warga yang sudah bersih dari puing, sehingga mereka dapat menunggu pembangunan rumahnya," kata Herman.

Baca Juga

Herman menjelaskan, untuk hunian sementara pemerintah daerah akan memberikan material yang dibutuhkan sedangkan pembangunan diserahkan pada warga agar mereka dapat menentukan posisi atau tempat sesuai keinginan. Sehingga upaya gotong royong antar warga untuk mempercepat pembangunan hunian sementara, sangat diharapkan sehingga jumlah warga yang tinggal di dalam posko pengungsian terus berkurang dan warga kembali bangkit untuk beraktivitas normal. "Lebih cepat lebih baik, sehingga warga dapat kembali ke lingkungan tempat tinggal-nya dan kembali beraktivitas termasuk aktifitas perekonomian, sehingga pemulihan dapat segera dilakukan," katanya.

Warga korban gempa yang masih bertahan di posko pengungsian, berharap pembersihan puing rumah yang ambruk dapat dibantu pemerintah dengan menurunkan alat berat. Hal itu karena saat dikerjakan secara manual akan membutuhkan waktu cukup lama. "Bagaimana mau pulang dan mendirikan hunian sementara karena tidak ada lahan lain selain bekas rumah. Sedangkan kondisinya masih banyak puing yang harus dibersihkan, kalau ada alat berat tentunya lebih cepat dan meringankan kami," kata pengungsi warga Desa Benjod, Arifin.

Dia dan seratusan pengungsi lainnya, berharap segera keluar dari dalam tenda karena sudah lama dan kondisi kesehatan warga banyak yang terganggu. Mereka berharap pendataan segera tuntas dan mereka menerima uang perbaikan rumah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement