Rabu 28 Dec 2022 14:15 WIB

Kunjungan ke Pantai Jabar Selatan Turun Akibat Gelombang Tinggi

Disparbud Jabar sebut kunjungan ke pantai selatan menurun akibat gelombang tinggi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah pedagang melihat kondisi laut Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Disparbud Jabar sebut kunjungan ke pantai selatan menurun akibat gelombang tinggi.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah pedagang melihat kondisi laut Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Disparbud Jabar sebut kunjungan ke pantai selatan menurun akibat gelombang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tingginya gelombang di sepanjang pantai sepekan menjelang akhir tahun ini berperngaruh pada kunjungan wisatawan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat mencatat, adanya tren penurunan pengunjung wisata pada akhir pekan lalu di kawasan wisata alam salah satunya di pantai Jabar Selatan. 

Menurut Kepala Disparbud Jabar, Benny Bachtiar, adanya prediksi angin Barat membuat para pengunjung menahan diri untuk mengisi liburan akhir tahun di kawasan pantai selatan Jabar. Benny mencontohkan, Pangandaran mengalami penurunan pengunjung pada liburan Natal kemarin. 

Baca Juga

"Saya ke sana malam Natal dan termasuk malam minggu itu sepi sekali Pangandaran sampai sekarang jadi tingkat okupansinya paling 30-40 persen malah ada satu hotel Surya Kencana sama sekali belum ada tamu waktu saya kunjungan ke sana," ujar Benny, Rabu (28/12).

Benny mengakui, kondisi ini salah satunya akibat adanya prediksi gelombang besar akibat angin barat. Sehingga ada kekhawatiran wisatawan.

Selain itu, kata Benny, Pangandaran dalam dua tahun terakhir ramai karena penerbangan ke Bali terbatas. Sedangkan sekarang penerbangan kembali terbuka sehingga pengunjung terbagi ke sana. 

"Makanya destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi adalah destinasi buatan di Bandung, Bogor itu yang tetap rame dan untuk Pengandaran yang diprediksikan akan ramai itu terbalik tapi enggak tahu nih untuk tahun baru katanya sudah cukup banyak tapi ada 20 persenn yang dicancel karena memang kondisi cuaca," paparnya.

Saat ini, kata dia, wisatawan lebih condong ke daerah yang aman. Makanya sekarang mall penuh dan objek wisata buatan penuh. Karena, mereka dianggap jauh lebih aman ketimbang ke wisata alam yang berpotensi longsor, tsunami sehingga mereka menahan diri.

"Makanya kami kemarin ke Pangandaran dan sejumlah titik di Jabar Selatan untuk memberikan solusi ini yang terpenting adalah dari sisi SOP," katanya.

Pengamanan ini, kata dia, harus benar-benar diperhatikan dan di antisipasi. Pemerintah daerah pun, sudah siap melakukan antisipasi. Termasuk juga bagaimana mobilisasi kendaraan yang masuk ke pantai pengamanannya dan sebagainya sudah diatur.

Benny mengimbau, untuk wisatawan yang ingin menikmati wisata alam Jabar yang penting jangan khawatir. Karena pihaknya sudah berkodinasi dengan kabupaten-kota untuk pengamanan dan lain sebagainya. 

Pemerintah daerah, kata dia, tetap berharap destinasi wisata dikunjungi. Mereka, sudah mempersiapkan dengan membuat rekomendasi tahun baru misalnya membuat daftar destinasi wisata yang layak dikunjungi. 

"Cuma masalahnya tidak akan semeriah tahun sebelumnya karena ada edaran Kapolri untuk tidak melakukan aktivitas-aktivitas kembang api, konvoi dan sebagainya. Itu juga yang mungkin sedikit mengurangi kemeriahan dari tahun baru ini," katanya.

Untuk Pangandaran, kata dia, Kapolda Jabar sendiri dalam rapat koordinasi menyatakan akan fokus di pengamanan karena khawatir akan membludak.

"Dan itu pengamanan posko-posko sepanjang dari mulai masuk Ciamis sampai Pangandaran cukup banyak tapi ternyata kondisi ini di luar prediksi karena ada dugaan wisatawan menahan diri,"katanya.

Namun, Benny memastikan target kunjungan wisatawan nusantara (wisnus)ke Jabar tahun ini tidak terpengaruh bahkan hampir menyentuh 40 juta wisnus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement