REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi sejak Kamis (22/12/2022) menyebabkan setidaknya 52 pohon tumbang di enam wilayah kecamatan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
"Pada Kamis (22/12/2022) lima pohon tumbang, salah satunya menimpa di mobil di Jalan Langko, kemudian 47 pohon tumbang terjadi tiga hari berturut-turut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram HM Kemal Islam, Selasa (27/12/2022).
Meski tergolong banyak, menurut dia, jumlah pohon yang tumbang pekan kemarin masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pohon yang tumbang pada 10 Desember 2022. Saat itu, hujan deras, hujan es, dan angin kencang menyebabkan 52 pohon tumbang dalam sehari.
Secara keseluruhan, dia mengatakan, kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sejak awal Desember 2022 telah menyebabkan 104 pohon tumbang di Kota Mataram. Dinas Lingkungan Hidup telah mengerahkan tim untuk membereskan batang dan ranting pohon yang tumbang di area jalan supaya tidak mengganggu lalu lintas kendaraan.
"Alhamdulillah hari ini tinggal tahap pembersihan ranting-ranting pohon yang tersisa," katanya.
Dia mengatakan, warga yang membutuhkan bisa memanfaatkan batang pohon yang tumbang. "Kalau tidak ada, potongan pohon tumbang kita kumpulkan di kantor, sedangkan daun-daunnya kita buat jadi pupuk organik," katanya.
Kemal mengatakan Jalan Langko, Pejanggik, dan Selaparang termasuk area rawan karena memiliki banyak pohon besar berusia tua yang rentan tumbang. "Kami sudah berulang kali mengingatkan kepada masyarakat agar ketika terjadi hujan deras disertai angin kencang menghindari jalur tersebut," katanya.
Kemal mengatakan meskipun rata-rata sudah berusia tua dan rentan tumbang, pohon-pohon kenari di kawasan Jalan Langko, Pejanggik, dan Sepalarang tidak bisa ditebang sembarangan mengingat pepohonan itu merupakan salah satu ikon kota. "Karena itu, kalau ada yang tumbang, kita harus segera ganti. Jadi yang bisa kita lakukan adalah melakukan pemangkasan untuk mengurangi beban," katanya.
Menurut dia, selama ini Dinas Lingkungan Hidup rutin memangkas ranting-ranting pohon pelindung tersebut untuk meminimalkan risiko pohon tumbang saat angin kencang dan hujan lebat.
"Kami hanya bisa melakukan langkah antisipasi, tapi namanya musibah di luar kendali kami," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
