Ahad 25 Dec 2022 21:23 WIB

Peringatan 18 Tahun Tsunami Aceh Dipusatkan di Kuburan Massal Siron

Peringatan tahun ini usung tema "Bangkit Lebih Kuat, Bangun Budaya Sadar Bencana".

Fotografer mengabadikan kubah masjid yang terdampar akibat gelombang tsunami 26 Desember 2004 di Desa Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar, Aceh, Selasa (20/12/2022). Untuk menjaga dan merawat situs kubah masjid yang terbawa gelombang tsunami sejauh dua kilometer pada 18 tahun lalu itu, pemerintah telah telah membangun sarana dan prasarana kawasan objek wisata tersebut dengan anggaran Rp6,4 miliar lebih pada tahun 2022.
Foto: ANTARA FOTO / Irwansyah Putra
Fotografer mengabadikan kubah masjid yang terdampar akibat gelombang tsunami 26 Desember 2004 di Desa Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar, Aceh, Selasa (20/12/2022). Untuk menjaga dan merawat situs kubah masjid yang terbawa gelombang tsunami sejauh dua kilometer pada 18 tahun lalu itu, pemerintah telah telah membangun sarana dan prasarana kawasan objek wisata tersebut dengan anggaran Rp6,4 miliar lebih pada tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menetapkan lokasi peringatan 18 Tahun Tsunami Aceh akan dipusatkan di Kuburan Massal Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Peringatan 18 tahun tsunami tahun ini mengusung tema "Bangkit Lebih Kuat, Bangun Budaya Sadar Bencana".

"Kuburan Massal Siron salah satu tempat saksi betapa dahsyatnya tsunami 2004 silam. Ada 40 ribu lebih para syuhada yang dimakamkan di sana. Jadi, tidak hanya kegiatan seremonial semata, tapi kita bisa sekalian berziarah di sana," kata Kadisbudpar Aceh, Almuniza di Banda Aceh, Ahad (25/12/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, dalam kegiatan tersebut ikut dirangkai dengan sejumlah kegiatan di antaranya tafakur, zikir dan selawat, santunan anak yatim, ziarah, serta tausiah dan doa bersama. Adapun, untuk tausiah akan diisi Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab dan zikir selawat akan dipandu Pimpinan Pesantren Darul Mujahiddin Lhokseumawe, Tgk Muslim At Thahiri.

Kemudian, keberadaan makam ini juga memberikan sebuah pembelajaran dalam hal tenggang rasa, serta saling menghargai antarumat beragama. 

"Setiap peringatan tsunami, banyak sekali ditemui peziarah berbeda suku, agama dan budaya yang membaur di Kuburan Massal Tsunami Siron untuk mendoakan keluarga dan kerabatnya," katanya.

Almuniza menilai, peringatan tsunami yang digelar saban tahun merupakan salah satu upaya Pemerintah Aceh untuk mengedukasi generasi penerus bangsa agar selalu siaga terhadap bencana.

"Masyarakat Aceh harus selalu membangun budaya sadar bencana dalam upaya mengantisipasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di masa depan. Intinya, edukasi tetap menjadi poin utama dalam setiap tahun peringatan tsunami," kata Almuniza.

Ia menambahkan, peringatan tsunami menjadi momentum renungan bagi masyarakat Aceh sebagai media pembelajaran dan memperkuat keimanan kepada Allah SWT. "Kita juga harus sadar terhadap fenomena alam dan mengajarkannya kepada generasi mendatang, karena mencegah bencana alam tentu tidak bisa, tapi mengurangi risikonya pasti bisa kita lakukan bersama-sama dengan semangat berkolaborasi," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement