Rabu 14 Dec 2022 17:43 WIB

Penghuni Lapas Tasikmalaya Gelar Simulasi Bencana Gempa Bumi

Simulasi itu dilakukan dengan tujuan membangun budaya siaga

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
BPBD Kota Tasikmalaya melaksanakan simulasi bencana gempa bumi di Lapas Kelas IIB Tasikmalaya, Selasa (13/12/2022).
Foto: Dok. Lapas Kelas IIB Tasikmalaya
BPBD Kota Tasikmalaya melaksanakan simulasi bencana gempa bumi di Lapas Kelas IIB Tasikmalaya, Selasa (13/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya menggelar simulasi bencana gempa bumi dan kebakaran di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tasikmalaya, Selasa (13/12/2022). Simulasi itu dilakukan untuk mempersiapkan langkah yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, baik bencana alam maupun nonalam.

Kepala Lapas Kelas IIB Tasikmalaya, Davy Bartian, mengatakan, simulasi itu dilakukan dengan tujuan membangun budaya siaga dan budaya pengurangan risiko bencana di lingkungan Lapas Tasikmalaya. Selain itu, simulasi itu dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada warga binaan pemasyarakatan maupun petugas dari dampak bencana. "Kemarin kami melakukan simulasi bencana alam gempa bumi dan bencana nonalam kebakaran," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Rabu (14/12/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, simulasi bencana itu dilakukan lantaran belakang sering terjadi gempa bumi yang mengguncang hingga Kota Tasikmalaya. Karena itu, simulasi dilakukan untuk mempersiapkan tata cara melakukan evakuasi saat kejadian bencana tersebut.

Selain itu, pihaknya juga melakukan simulasi bencana nonalam kebakaran. Menurut dia, hal itu penting dilakukan, karena setelah terjadi gempa bumi dapat terjadi korsleting listrik dan menimbulkan kebakaran. "Jadi dilakukan sekaligus," kata dia.

Davy mengatakan, dalam simulasi yang dilakukan, para petugas melakukan evakuasi warga binaan dan mengumpulkan mereka di satu titik kumpul. Selain itu, dilakukan pula upaya pencegahan timbulnya kepanikan dan potensi adanya warga binaan yang hendak melarikan diri. "Memang kan kalau bencana panik, banyak yang memanfaatkan kesempatan. Namun itu kita antisipasi," kata dia.

Menurut Davy, simulasi itu dilakukan salah satunya untuk mempersiapkan mental petugas ketika kejadian bencana. Selain itu, pihaknya juga melatih para warga binaan agar bisa melakukan penyelamatan ketika terjadi bencana. "Penghuni juga kita persiapkan cara bertindak ketika ada bencana. Jadi kita latih juga. Jadi siap semua kalau ada kejadian," ujar dia.

Kerawanan Tinggi

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, mengatakan, Lapas Tasikmalaya merupakan salah satu titik rawan apabila terjadi bencana alam maupun nonalam. Pasalnya, kondisi di Lapas Tasikmalaya dihuni oleh warga binaan yang jumlahnya telah melebihi kapasitas ideal.

Berdasarkan data Lapas Tasikmalaya, saat ini terdapat sekitar 410 warga binaan di tempat itu. Padahal, kapasitas ideal Lapas Tasikmalaya hanya bisa menampung 88 warga binaan.

"Selain itu posisinya terkurung. Itu sangat berpotensi memakan korban banyak saat kejadian bencana, baik alam maupun nonalam," kata Ucu.

Karena itu, menurut Ucu, penting untuk dilakukan simulasi. Simulasi itu bertujuan agar para petugas tidak panik dan sigap melakukan penangan saat terjadi bencana. Pasalnya, petugas memiliki peran kunci saat melakukan evakuasi.

Berdasarkan hasil simulasi bencana kemarin, Davy mengatakan, terdapat beberapa evaluasi yang menjadi catatan. Salah satunya adalah tidak berfungsinya hidran yang terdapat di Lapas Tasikmalaya. "Jadi kalau terjadi kebakaran, kami harus menunggu mobil pemadam. Untung saat simulasi itu bisa menjangkau ke dalam lapas," kata dia.

Selain itu, menurut Davy, konstruksi bangunan di Lapas Tasikmalaya juga menjadi perhatian ketika terjadi gempa bumi. Mengingat, bangunan itu disebut sudah berusia di atas 100 tahun.

"Itu harus diukur ulang kekuatannya. Namun untuk jalur evakuasi dan titik kumpul masih aman untuk terhindar dari reruntuhan. Evaluasi ini tentu akan jadi catatan buat kita," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement