Rabu 14 Dec 2022 01:03 WIB

Bappenas Lirik Pengembangan Kopi Papua

Beberapa kawasan di Papua memiliki potensi pengembangan kopi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja memproduksi kopi arabika di Higland Roastery, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Kamis (25/8/2022). Tempat produksi kopi yang berasal dari tujuh daerah penghasil kopi di Papua tersebut mampu menghasilkan sebanyak 20 hingga 25 kilogram kopi arabika per hari yang dipasarkan melalui media sosial ke sejumlah daerah di Indonesia dengan harga jual Rp90 ribu per 200 gram kopi.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Pekerja memproduksi kopi arabika di Higland Roastery, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Kamis (25/8/2022). Tempat produksi kopi yang berasal dari tujuh daerah penghasil kopi di Papua tersebut mampu menghasilkan sebanyak 20 hingga 25 kilogram kopi arabika per hari yang dipasarkan melalui media sosial ke sejumlah daerah di Indonesia dengan harga jual Rp90 ribu per 200 gram kopi.

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melirik kopi Papua sebagai salah satu komoditas yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Papua dan perlu mendapat dukungan pemerintah. Deputi Bidang Pengembangan Regional di Bappenas Himawan Harioga mengatakan dari diskusi bersama pemerintah di wilayah pegunungan Papua, terungkap bahwa beberapa kawasan di Papua memiliki potensi pengembangan kopi.

"Satu dari tiga misi pemerintah untuk Papua adalah produktif. Melalui misi ini, semua potensi unggulan daerah misalnya kopi bisa dikembangkan melibatkan banyak masyarakat, dibantu oleh pemerintah daerah," katanya di Wamena, Selasa (14/12/2022).

Baca Juga

Melalui misi ini, pemerintah juga bisa memberikan pendampingan kepada masyarakat peternak babi agar lebih bersemangat untuk budi daya hewan itu, sebab memiliki nilai ekonomis, khususnya di wilayah Pegunungan Papua. "Termasuk peternakan babi bisa menjadi bagian peningkatan produktivitas masyarakat," katanya.

Bappenas mendorong agar pada tahun 2023 pemerintah pusat, provinsi Papua lebih fokus melaksanakan misi produktif, selain dua misi lainnya yang tidak lupa dilakukan yaitu mewujudkan Papua Sehat dan Papua Cerdas. "Perlu juga dukungan dari swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)," jelas Himawan.

Pada rencana percepatan pembangunan Papua kali ini, diperlukan terobosan yang tidak biasa agar sesuai dengan namanya 'percepatan'. "Itu artinya ada yang masih tertinggal kita kejar. Misalnya dari rata-rata Nasional dari daerah lain, tetapi kan daerah lain juga bergerak, mempercepat langkah, artinya kita harus luar biasa," katanya.

Dalam rencana itu tidak lupa melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, pemuda yang memiliki kerja nyata atau diakui kinerjanya. "Mereka itu dilibatkan sejak perencanaan sampai pelaksanaan agar bisa memberikan terobosan inovasi. Jadi biasa-biasa saja tidak cukup," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement