Rabu 14 Dec 2022 00:13 WIB

Pemkab Cianjur Ajukan Uang Duka Bagi 600 Korban Meninggal Gempa

Lebih dari 200 korban meninggal tidak terdata karena langsung dimakamkan.

Warga melaksanakan shalat jenazah korban gempa Cianjur Siti Imat Rohimat (41) di posko pengungsian Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Almarhum Siti Imat Rohimat meninggal di lokasi posko pengungsian diduga akibat sakit saat terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin 21 Novembee lalu. Sementara berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada (23/11) kemarin, jumlah korban tewas dilaporkan bertambah menjadi 271 orang, 2.043 warga luka-luka, dan 40 lainnya masih hilang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga melaksanakan shalat jenazah korban gempa Cianjur Siti Imat Rohimat (41) di posko pengungsian Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022). Almarhum Siti Imat Rohimat meninggal di lokasi posko pengungsian diduga akibat sakit saat terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin 21 Novembee lalu. Sementara berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada (23/11) kemarin, jumlah korban tewas dilaporkan bertambah menjadi 271 orang, 2.043 warga luka-luka, dan 40 lainnya masih hilang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengajukan 600 orang korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur untuk mendapat uang duka atau kerohiman dari pemerintah pusat. Pengajuan tersebut setelah dilakukan pendataan ulang dari masing-masing desa.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan jumlah korban meninggal yang sebelumnya tercatat secara resmi memang sebanyak 335 orang. Namun setelah dilakukan pendataan ulang dari masing-masing desa terdampak ditemukan dua ratusan lebih tidak terdata.

Baca Juga

"Sebagian besar korban yang tidak terdata karena langsung dimakamkan pihak keluarga tanpa mengurus surat kematian karena berbagai hal termasuk kantor desa yang rusak berat dan tidak ada staf yang bertugas. Kami akan mengajukan uang duka ke pemerintah pusat yang nantinya akan diterima ahli waris " katanya, Selasa (13/12/2022).

Setelah dilakukan pendataan ulang dari masing-masing desa sesuai nama dan alamat, total korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur, bertambah menjadi 600 orang dan delapan orang masih dalam pencarian. Korban meninggal paling banyak di Kecamatan Cugenang.

Camat Cugenang Kokom Komariah, mengatakan sejak hari pertama hingga satu pekan setelah gempa yang meluluhlantahkan sebagian besar desa di Cugenang, menyebabkan banyak korban yang tidak masuk dalam data. Karena pihak keluarga langsung melakukan pemakaman tanpa melapor ke aparat setempat.

"Sebagian besar yang tinggal di pelosok memilih langsung memakamkan anggota keluarganya yang meninggal, sehingga saat dilakukan pendataan pada hari ke empat saja sudah terdata 200 orang korban meninggal," katanya.

Setelah gempa terjadi, aparat desa sudah kembali berkantor meski di area terbuka, langsung diminta untuk melakukan pendataan sesuai nama dan alamat korban yang meninggal. Dari 16 desa di Kecamatan Cugenang, ada lima desa dengan korban jiwa terbanyak akibat gempa.

"Korban meninggal paling banyak di Desa Cibulakan, Benjot, Gasol, Cijedil, dan Sarampad. Setelah dilakukan pendataan ulang sesuai dengan surat kematian yang dikeluarkan tercatat hingga Senin (12/12/2022) 400 orang yang meninggal akibat gempa di Kecamatan Cugenang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement