REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Ibu Efendi benar-benar merasa mendapat ujian berat di tahun 2022 ini. Awal tahun, tepatnya Februari 2022 lalu, keluarganya termasuk menjadi korban gempa di Kabupaten Pasaman Barat. Ibu Efendi merupakan warga Simpang Empat Pasaman Barat.
Hampir setahun pasca gempa Pasbar, Ibu Efendi bersama suaminya kehilangan pekerjaan. Pada Rabu (7/12/2022) lalu, Ibu Efendi bersama suaminya diboyong oleh anaknya, Efendi ke Sawahlunto. Afizon Efendi (26 tahun) merupakan putra ibu Efendi yang sudah beberapa tahun menjadi pekerja tambang di Kota Sawahlunto.
Namun, ternyata hanya dua hari berkumpul bersama anaknya, Ibu Efendi kembali harus mendapatkan ujian berat. Efendi yang merupakan karyawan tambang PT NAL meregang nyawa karena ledakan di lubang tambang di Kecamatan Talawi. Tepatnya di lobang SD C2 (Lori 2) milik PT Nusa Alam Lestari (PT NAL). Kejadian itu pada Jumat (9/12/2022) sekitar pukul 8.30 WIB.
"Pendi (panggilan akrab Afizon Efendi) ini jarang sekali pulang kampung (ke Pasaman Barat). Dua hari lalu dia membawa kami ke sini karena ada pekerjaan yang bisa dilakukan di Sawahlunto," kata Ibu Efendi, Sabtu (10/12/2022).
Ibu Efendi mengaku, tak menyangka kalau ternyata anaknya membawa ke Sawahlunto untuk berpamitan untuk terakhir kalinya. Jumat pagi sebelum kejadian ledakan tambang, Pendi berpamitan pergi bekerja seperti biasanya.
Tanpa diduga, ketika siangnya, Ibu Efendi mendapat kabar kalau Pendi termasuk korban ledakan tambang PT NAL dan sudah dievakuasi ke RSUD Sawahlunto.
"Dulu kami korban gempa Pasaman Barat (Februari 2022). Sekarang putra saya juga menjadi korban kecelakaan tambang," ujar Ibu Efendi.
Jasad Afizon Efendi dimakamkan di Kecamatan Talawi kemarin, Sabtu (11/12/2022) usai shalat Zuhur. Pria yang akrab disapa Pendi ini meninggalkan istri dan satu orang Balita.
Menitipkan orang tua jadi buruh tani
Tati, perwakilan keluarga Ibu Efendi, mengaku dirinya dulu yang membawa Pendi bekerja di Sawahlunto untuk menggarap lobang tambang.
Berkat saran dari Tati juga, Pendi mengajak ibunya untuk hijrah ke Sawahlunto. Karena di Sawahlunto, Tati punya sebidang tanah yang dapat dikelola untuk bertani oleh ibu Efendi dan suami.
"Kemarin itu sebelum berangkat bekerja, Pendi ini menitipkan orang tuanya ke saya. Dan kebetulan saya punya kebun," ujar Tati.
Tati yang merupakan warga asli Talawi merasa sudah menjadi orang tua angkat Pendi. Sehingga ia dengan senang hati menyerahkan lahan kebunnya untuk dikelola Ibu Efendi.
"Kami tidak menyangka bahwa ia memanggil orang tuanya ke Sawahlunto untuk mengantarkan jasadnya ke pemakaman," ucap Tati.
Afizon Efendi termasuk 1 di antara 10 korban meninggal dunia akibat ledakan tambang milik PT NAL. Total ada 14 korban akibat kejadian tersebut. 4 di antaranya berhasil selamat.
Koordinator Inspektur Tambang Wilayah Sumatra Barat, Hendri M Sidik, mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab pasti ledakan lobang tambang di Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto. Sampai sekarang menurut Hendri, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab kecelakaan ini.
“Apa penyebabnya belum bisa disimpulkan. Nanti bersama dengan tim akan lakukan investigasi. Sumber diperkirakan dari gas metana,” kata Hendri, di Sawahlunto, Jumat (9/12/2022).
Hendri menjelaskan pihaknya mendapat informasi mengenai kejadian ini dari Kepala Teknik Tambang dari PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Sawahlunto. Kecelakaan ini terjadi pukul 8.50 WIB. Di mana terjadi ledakan dari lobang SD C2 atau Lori 2.
Dia memperkirakan, sebelum itu terjadi ledakan kecil dalam lokasi kerja. Setelah itu, pihaknya menginstruksikan untuk melakukan evakuasi. Namun sebelum evakuasi dilakukan pengecekan gas metana karena ledakan ini pasti biasanya bersumber dari akumulasi gas metana. Karena menurut Hendri, ini tambang batu bara bawah tanah yang rentan terhadap gas metana.
Kecelakaan tambang di Sawahlunto ini menewaskan 10 orang pekerja. Sememtara 4 lainnya berhasil selamat. Satu orang selamat terkena luka bakar dan 3 lagi mengalami luka ringan.