Rabu 07 Dec 2022 20:27 WIB

KLHK-BRIN Gelar Lokakarya dan Pameran Hasil Proyek GOLD-ISMIA

Proyek tersebut mempunyai tujuan untuk mengurangi dan menghilangkan penggunaan merkur

Rep: ronggo astungkoro/ Red: Hiru Muhammad
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) yang didukung oleh United Nations Development Programs (UNDP) menggelar lokakarya dan pameran hasil proyek GOLD-ISMIA di Kempinski Hotel, Jakarta, Rabu (7/12/2022)
Foto: istimewa
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) yang didukung oleh United Nations Development Programs (UNDP) menggelar lokakarya dan pameran hasil proyek GOLD-ISMIA di Kempinski Hotel, Jakarta, Rabu (7/12/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) yang didukung oleh United Nations Development Programs (UNDP) menggelar lokakarya dan pameran hasil proyek GOLD-ISMIA. Di mana, proyek tersebut mempunyai tujuan untuk mengurangi dan menghilangkan penggunaan merkuri di pertambangan emas skala kecil (PESK).

"Proyek ini telah mendokumentasikan sebesar 19,47 ton merkuri yang telah dihindari penggunaannya oleh penambang PESK di lokasi proyek GOLD-ISMIA. Hal ini membuktikan kepada pihak internasional dan nasional, Indonesia telah melakukan kewajibannya dengan baik sebagai negara anggota Konvensi Minamata," ujar Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, dalam sambutannya di Kempinski Hotel, Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, untuk mencapai tujuan mengurangi dan menghilangkan penggunaan merkuri di PESK itu dilakukan sejumlah cara. Cara-cara itu, di antaranya dengan penguatan regulasi, memberikan akses pembiayaan untuk pembelian peralatan pengolahan emas tanpa merkuri, memberikan bantuan teknis, alih teknologi, peningkatan kesadartahuan bahaya merkuri, dan memberikan akses seimbang untuk penambang perempuan dan laki-laki.

"Paparan merkuri dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan merupakan ancaman khusus bagi perkembangan anak dalam rahim dan awal kehidupan. Penghapusan merkuri secara bertahap dari sektor PESK merupakan hal yang paling penting. Sebagaimana diketahui, PESK menjadi sumber terbesar dari pelepasan merkuri ke alam," kata dia.

Proyek GOLD-ISMIA merupakan salah satu bentuk implementasi Konvensi Minamata tentang Merkuri di Indonesia yang bertujuan untuk menghapus penggunaan merkuri pada enam lokasi PESK di Indonesia melalui pemberian bantuan pendanaan dan pembangunan kapasitas komunitas penambang.

Sesuai target proyek tersebut, maka penting untuk menyebarluaskan hasil proyek untuk mendesiminasikan praktik terbaik dan pembelajaran kepada pemangku kepentingan dari pusat dan daerah hasil pelaksanaan proyek. Ada enam daerah pelaksanaan proyek, yakni di kabupaten Kulonprogo, Lombok Barat, Minahasa Utara, Halmahera selatan, Gorontalo Utara, dan Kuantan Singingi.

Melalui Proyek GOLD-ISMIA, enam lokasi proyek telah menurunkan penggunaan merkuri sebanyak 23 ton dan menghasilkan 3,3 ton emas bebas merkuri. Capaian tersebut dilakukan melalui upaya peningkatan kapasitas pemerintah dan penambang PESK kepada 2,935 orang.

Selain itu, hasil produk GOLD-ISMIA untuk aspek penguatan regulasi telah dilakukan melalui dukungan proses legalisasi penambang kepada 54 kelompok di enam lokasi proyek. Dari sana dihasilkan beberapa dokumen acuan. Selain itu, GOLD-ISMIA bersama Badan Standardisasi Nasional juga telah menetapkan teknologi pengolahan emas tanpa merkuri dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pengolahan Emas Tanpa Merkuri Nomor 9035:2021.

Hasil capaian GOLD-ISMIA tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dan bermanfaat untuk semua pemangku kepentingan baik bagi pemerintah, komunitas penambang skala kecil dan masyarakat umum, serta digunakan oleh kementerian terkait dalam hal peningkatan kapasitas dan pendampingan untuk mendukung pencapaian zero mercury di sektor PESK.

"Dari kegiatan ini saya yakin bahwa GOLD-ISMIA akan menginspirasi kementerian/lembaga dan para pemangku kepentingan terkait lainnya untuk membuat program yang mendukung PESK berkelanjutan," jelas Rosa.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement