REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi (prodi) Teknologi Informasi Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar seminar teknologi di gedung Rektorat Universitas BSI, jalan Kramat 98, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2022). Seminar ini dikhususkan bagi mahasiwa semester satu prodi Teknologi Informasi.
Kegiatan tersebut menghadirkan peneliti Data and Information Preservation Research Group, Data Science and Information Research Center Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Raden Muhammad Taufik Yuniantoro dan Ketua Prodi (Kaprodi) Teknologi Informasi Universitas BSI Hendra Supendar. Acara ini dipandu oleh Tika Adilah.
Dalam sambutannya, Hendra menyampaikan tujuan dari seminar ini yaitu untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa baru mengenai hal apa saja yang harus disiapkan dalam menghadapi transformasi digital. “Mahasiswa Universitas BSI harus mau mempelajari teknologi yang sedang tren saat ini seperti artificial technology, internet of thing, data science, big data analytic terutama cloud computing,” ujarnya Kamis (17/11/2022).
Dia mengatakan, pada masa depan semua akan berbasis cloud. Mahasiswa bisa memanfaatkan program pemerintah Kampus Merdeka untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minatnya.
Sementara itu, Taufik mengungkapkan bahwa pada 2030 di Indonesia akan terjadi krisis talenta digital. Untuk itu, mahasiswa harus menyiapkan diri agar tidak tergeser oleh orang asing. Dia juga menyampaikan bahwa hampir semua bidang dalam ekonomi kreatif butuh orang IT.
“Di sinilah peranan mahasiswa, mau tidak mau harus mengembangkan dirinya menjadi sumber daya manusia yang memiliki berbagai keahlian untuk menjawab tantangan kemajuan dalam digital,” ujarnya.
Dalam materinya, Taufik memperkenalkan juga ISO/IEC 27001:2022 yakni standar untuk pengendalian keamanan informasi yang menyediakan kumpulan referensi pengendalian keamanan informasi umum termasuk panduan implementasi. Hal ini diperlukan untuk menjaga aset digital dan data pribadi pada masa depan.