REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 saat ini sudah mencapai puncaknya. Hal tersebut diukur dari kenaikan positivity rate.
“Kasus Covid-19 itu sedang naik, tapi pengamatan kita sudah sampai di puncak. Kenapa kita bilang begitu, ada dua hal yang kita ukur secara saintifik. Pertama kenaikan (dilihat) dari positivity rate,” ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Saat ini, angka positivity rate di seluruh daerah sudah mengalami penurunan. Sehingga diprediksi dalam dua minggu ke depan, jumlah kasus Covid-19 akan mengalami penurunan.
“Sekarang PR (positivity rate) kita turun di seluruh Indonesia dan provinsi besar seharusnya seminggu dua minggu turun. Secara scientific ini turun karena portofolio dari varian baru,” kata dia.
Menkes juga menjelaskan, penularan dari sub varian Omicron XBB dan BQ.1 saat ini sudah mencapai 80 persen dari keseluruhan varian yang ada. “XBB yang saat ini ada di 80 persen dari populasi varian yang ada. Itu ciri-cirinya, karena dia sudah jenuh nanti akan turun,” ungkap Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 memiliki tingkat risiko keparahan gejala maupun kematian yang tinggi. Ia pun menyebut sebanyak 74 persen pasien positif yang dirawat di rumah sakit belum mendapatkan vaksin booster.
Sedangkan 84 persen pasien Covid-19 yang meninggal juga diketahui belum mendapatkan vaksin booster. “50 persen meninggal belum divaksin sama sekali. Jadi sekarang ini terlihat orang yang belum divaksin keliatan dan belum,” kata dia.