REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pascagempa Cianjur harga kebutuhan pokok dalam sepekan terakhir di pasar induk setempat mengalami kenaikan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur Tohari mengatakan, kenaikan dipengaruhi situasi kemacetan lalu lintas di jalur distribusi.
"Saya pantau di dua pasar, yakni Pasar Induk dan Pasar Cipanas, sekitar sepekan usai gempa agak macet. Ini terkait dengan distributor sulit masuk ke Cianjur," kata Tohari, Kamis (1/12/2022).
Ia mengatakan, kemacetan lalu lintas dalam sepekan terakhir terjadi di sekitar Jalan Cianjur-Cipanas yang menjadi jalur utama distribusi sembako menuju pasar induk. Kemacetan di lokasi itu dipengaruhi kejadian tanah longsor di sekitar Warung Sate Shinta imbas gempa bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022 serta volume kendaraan yang melampaui kapasitas tampung badan jalan.
Kemacetan di lokasi tersebut berkisar 3-5 kilometer mulai dari SPBU Ciherang hingga Cijedil, Kecamatan Cugenang. Petugas memberlakukan sistem buka tutup di lokasi tersebut. "Dampaknya sempat terjadi kenaikan harga sayur mayur, ayam, bumbu masak dan lainnya," katanya.
Menurut Tohari, harga sembako di Pasar Induk dan Pasar Cipanas hingga saat ini masih bervariasi antarpedagang. Pedagang sembako di Pasar Induk Cianjur Cepi melaporkan kenaikan harga terjadi pada komoditas bahan pokok seperti sayur mayur, bumbu masakan, bawang putih dan merah berkisar 20-40 persen.
"Tomat tadinya Rp 8 ribu jadi Rp 12 ribu per kilogram, bawang Rp 25 ribu jadi Rp 30 ribu per kilogram. Terkadang yang distribusi masih takut karena akses dari lokasi sayurannya tertutup," katanya.
Pedagang daging Pasar Induk Cipanas Ruhiyat mengatakan harga ayam potong saat ini berkisar Rp 38 ribu dalam sepekan terakhir, baru hari ini harganya turun ke Rp 34 ribu per ekor. "Yang naik justru harga telur ayam menjadi Rp 31 ribu hingga Rp 32 ribu per butir. Kalau harga telur ini lebih dipengaruhi situasi nasional," katanya.