Kamis 01 Dec 2022 05:26 WIB

Periksa 28 Saksi, Penyidik Belum Temukan Penyebab Kematian Keluarga Kalideres

Ada kesesuaian antara keterangan saksi dan barang bukti yang merujuk suatu ritual.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Penyidik Polda Metro Jaya masih mendalami penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penyidik Polda Metro Jaya masih mendalami penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa 28 saksi dalam kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Hasilnya ada kesamaan antara keterangan saksi dengan barang bukti yang disita di tempat kejadian perkara (TKP). Namun, penyidik masih mendalami penyebab kematian empat orang tersebut.

“Sampai sekarang masih menanti pemeriksaan dari tim ahli dari kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun dari RSCM, UI untuk mencari sebab pasti dari pada kematian ini,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi,” dalam keterangannya, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Hengki mengatakan, kecil kemungkinan jika keempat orang yang tewas mengering di dalam rumah itu tewas akibat adanya tindak pidana. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), penyidik tidak menemukan adanya tanda-tanda orang lain yang masuk ke dalam rumah tersebut.

Kemudian, pintu dan jenderal terkunci dari dalam rumah, sehingga tidak pihak luar yang masuk ke dalam rumah tersebut. "Artinya sangat kecil kemungkinan adanya tindak pidana diluar dari pada kegiatan dilakukan oleh empat orang ini di dalam rumah,” kata Hengki.

Menurut Hengki, ada kesesuaian antara keterangan saksi orang-orang terdekat keluarga itu dan barang bukti yang merujuk pada suatu aktivitas ritual. Penyidik juga menemukan sejumlah mantra yang tertulis di sebuah kain dan kemenyan di rumah tempat keempat korban tewas.

Hanya saja, Hengki tidak membeberkan bunyi mantra yang ditemukan yang ada di beberapa kain tersebut. "Memang ada kecenderungan salah satu dari pada anggota keluarga ini, yaitu atas nama Budyanto ini cenderung dominan dan memiliki sikap yang positif terhadap ritual-ritual tertentu," terang Hengki.

Selain mantra, penyidik juga lebih dulu menemukan beberapa buku lintas agama di sana. Lalu, untuk menyelidiki hubungan semua ini, polisi menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik dan ahli Sosiologi Agama untuk mencari penyebab kematian keluarga tersebut.

Baca juga : Kuasa Hukum Devi Athok Pertanyakan Hasil Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement