Sabtu 26 Nov 2022 06:18 WIB

Humas Pemerintah Dinilai Miliki Peran Sentral dalam Pemberian Informasi

Menkominfo menilai humas pemerintah memiliki peran sentral dalam pemberian informasi.

Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Anugerah Media Humas 2022 di Keraton Grand Ballroom Hotel Marriot Yogyakarta, Kamis (24/11).
Foto: Istimewa
Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Anugerah Media Humas 2022 di Keraton Grand Ballroom Hotel Marriot Yogyakarta, Kamis (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Di tengah cepatnya laju persebaran informasi, peran Humas Pemerintah (Government Public Relations/GPR) dalam menyediakan informasi yang akurat dan faktual bagi masyarakat menjadi krusial. GPR memiliki peran sentral dalam diseminasi informasi bagi masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam keynote speech-nya pada Anugerah Media Humas (AMH) 2022, yang diselenggarakan di Keraton Grand Ballroom Hotel Marriot Yogyakarta, Kamis (24/11/2022).

Baca Juga

Dikatakan Johnny, GPR memiliki peran utama yaitu sebagai jembatan komunikasi program kerja pemerintah kepada masyarakat. “Apakah jembatan ini kuat, tahan atau canggih, ada di pundak kita sekalian.  Ada di pikiran, kecerdasan dan hati kita sekalian,” ujar Johnny dalam rilisnya Jumat (25/11/2022) malam.

Sebagai penampung aspirasi publik dan pembentuk image pemerintah, urgensi GPR menjadi lebih besar untuk dapat menyediakan informasi yang akurat dan meluruskan misinformasi yang tersebar di masyarakat.

Sementara sebagai saluran komunikasi publik pemerintah, GPR juga harus mampu mengedukasi dan mengerahkan masyarakat untuk memilih sumber informasi yang kredibel sebagai acuan.

“Peran GPR menjadi lebih krusial karena bertanggungjawab untuk mentranslasikan kebijakan dan informasi pemerintah supaya dapat tersampaikan ke masyarakat dengan efektif dan efisien. Oleh karenanya, kehumasan yang berpusat kepada pengalaman manusia atau humanisme menjadi penting untuk selalu dikedepankan,” kata dia.

Lebih lanjut, dikemukakan Johnny, tantangan kehumasan akan makin beragam bahkan tak terprediksikan. Saat ini Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti disrupsi teknologi digital, pandemi Covid-19, hingga konflik geopolitik geostrategis yang sangat dinamis.

“Sebentar lagi kita juga akan memasuki tahun politik, maka bertambah lagi tantangan yang harus dihadapi oleh teman-teman GPR sekalian. Tentu tidak mudah namun, tidak berarti tidak dapat kita kita atasi dan kita lakukan degan baik,” katanya.

Dalam sambutannya tersebut, Johnny juga mengapresiasi kinerja Humas pemerintah yang menurutnya telah berhasil turut berperan dalam mengkomunikasikan penyelenggaraan presidensi G20 Indonesia beberapa waktu lalu.

Seperti yang telah diketahui Indonesia telah berhasil menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak nasional maupun internasional dan global.

KTT G20 di Indonesia merupakan salah satu yang terberat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya akibat dari ketegangan geopolitik di sepanjang KTT berjalan, namun Indonesia dapat melaluinya dengan menghasilkan G20 Bali Leaders Declaration berisi 52 paragraf terkait dengan inisiatif konkret termasuk sikap terhadap perang di Ukraina.

“Keberhasilan-keberhasilan tersebut berkat kerja sama segenap komponen bangsa. Termasuk rekan-rekan humas pemerintah yang telah ikut serta dalam mewartakan setiap persidangan, working group, engagement group hingga acara puncak KTT G20 beberapa waktu yang lalu,” pungkas Johnny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement