Jumat 25 Nov 2022 22:59 WIB

Pakar Kesehatan Anak UGM: Cakupan Vaksinasi Polio Perlu Ditingkatkan

Kasus polio kembali terjadi karena cakupan vaksin yang rendah

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tenaga kesehatan memberikan imunisasi polio kepada seorang balita di Puskesmas Dago, Bandung, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Kementerian Kesehatan mendeklarasikan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan satu kasus polio tipe 2 di Aceh.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Tenaga kesehatan memberikan imunisasi polio kepada seorang balita di Puskesmas Dago, Bandung, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Kementerian Kesehatan mendeklarasikan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan satu kasus polio tipe 2 di Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pakar Kesehatan Anak Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Ida Safitri Laksanawati mengatakan, cakupan vaksinasi polio di Indonesia perlu ditingkatkan seiring munculnya kembali kasus polio di negeri ini.

"Kasus polio ini terjadi karena cakupan vaksin yang rendah, sehingga jadi pembelajaran semuanya untuk bersama-sama meningkatkan cakupan vaksin polio sebagai pencegahan, terutama provinsi yang teridentifikasi dengan cakupan vaksin yang tidak terlalu tinggi," ujar Ida Safitri melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat (25/11/2022).

Baca Juga

Pemerintah beberapa waktu lalu menetapkan polio sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul adanya temuan satu kasus baru polio di Desa Mane, Kabupaten Pidie, Aceh. Ida menyebutkan rendahnya cakupan vaksinasi dapat meningkatkan risiko penyebaran virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen (lumpuh layu) pada anak yang belum mendapatkan vaksin sehingga peningkatan cakupan vaksinasi menjadi sangat penting.

Ida mengatakan, imunisasi polio di Indonesia saat ini menggunakan jenis vaksin polio tetes yakni Bivalent Oral Polio Vaccine (BOPV). Vaksin tersebut ditujukan untuk mencegah virus polio tipe satu dan dua yang kemudian dikombinasikan dengan Inactivated Polio Vaccine (IPV) dalam bentuk sediaan injeksi dan diikuti booster.

"Pemberian vaksin BOPV dikombinasikan dengan IPV dan booster diharapkan bisa meningkatkan antibodi terhadap virus polio 2 dengan syarat cakupannya tinggi," kata dia.

Lebih lanjut dosen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat terkait manfaat vaksin polio serta bahaya dari penyakit ini.

Menurut dia, peningkatan pemahaman akan pentingnya vaksin polio tidak sekadar menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga tokoh masyarakat, pemuka agama, pendidik, dan lainnya untuk turut terlibat dalam mengedukasi masyarakat.

"Penting untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat soal pentingnya vaksinasi. Vaksinasi telah terbukti bisa mencegah banyak penyakit dan menekan risiko kematian," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement