Sabtu 26 Nov 2022 00:45 WIB

Hadapi Resesi, DPD RI : Produksi Komoditas Lokal Ditingkatkan

Keunggulan bonus demografi yang dimiliki bangsa ini dapat dimaksimalkan.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta produksi komoditas lokal ditingkatkan dalam rangka menghadapi resesi global.
Foto: DP DRI
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta produksi komoditas lokal ditingkatkan dalam rangka menghadapi resesi global.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta produksi komoditas lokal ditingkatkan dalam rangka menghadapi resesi global.

"Ancaman resesi global harus menjadi prioritas program kerja pemerintah di akhir dan awal tahun depan. Mitigasi dan antisipasi harus cermat," katanya di sela lawatan ke beberapa daerah di Jawa Timur, Jumat.

Baca Juga

Menurut LaNyalla, salah satu upaya yang bisa ditempuh pemerintah adalah menggenjot produktivitas komoditas lokal."Pemerintah perlu mendorong peningkatan produktivitas komoditas lokal dan menekan angka impor komoditas bahan baku pangan," kata dia.

Dengan tingginya nilai produksi komoditas pangan dalam negeri, ia yakin Indonesia akan mampu melewati masa-masa sulit dalam pelambatan ekonomi.

Selain itu, LaNyalla berharap keunggulan bonus demografi yang dimiliki bangsa ini dapat dimaksimalkan."Kita memiliki bonus demografi usia produktif yang tinggi, ini wajib dikelola. Sebab, seperti dua sisi mata uang, bisa jadi berkah, bisa juga musibah, bila tidak ada lapangan kerja yang menyerap," ujar dia.

Senator asal Jawa Timur itu mengatakan hal tersebut harus dilakukan karena ekonomi dunia masih diperkirakan melambat dan memasuki resesi."Jika tidak diantisipasi, dampak yang bisa ditimbulkan adalah pertumbuhan ekonomi yang akan melambat, inflasi yang tinggi, suku bunga yang tinggi dan akan berlangsung lama, menguatnya mata uang dolar, serta cash is the king," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pelemahan pertumbuhan ekonomi perlu direspons dengan kebijakan pemerintah agar ekonomi mikro tetap dapat dipicu dan siap menghadapi resesi.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement