REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 31 warga Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang dilaporkan hilang setelah gempa berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) diduga masih tertimbun material longsor. Hingga Kamis (24/11/2022) pukul 17.00 WIB ketika Badan SAR Nasional (Basarnas) meniup peluit tanda operasi SAR dihentikan sementara, belum satupun warga yang hilang itu ditemukan.
Proses pencarian terhambat oleh hujan, sementara material longsor masih mengalami pergerakan. Terlebih setelah terjadi gempa susulan berkekuatan magnitudo 3,8 pada Rabu (23/11/2022).
"Pencarian 31 orang dilanjutkan besok lagi," kata Andri, seorang anggota tim Basarnas yang ditemui di lokasi, Kamis (24/11/2022).
Pencarian itu juga melibatkan tim SAR dari Brimob, Polda Bandung, Baharkam Polri, TNI, dan relawan. Resimen II Pasukan Pelopor Brimob Polri mengerahkan 30 personel untuk mencari korban yang diduga tertimbun material longsor dan reruntuhan rumah.
Tim gabungan juga mengerahkan anjing pelacak dari K-9 Polri, SAR Dog Indonesia, dan TNI untuk mencari di sejumlah titik yang diduga terdapat jenazah. Selain terhalang cuaca, pencarian juga terkendala oleh minimnya peralatan.
Dari pukul 08.00 hingga 12.15 WIB, tim penyelamat bekerja dengan hanya menggunakan cangkul, sekop, dan linggis. Setelah pagar tembok SDN Cugenang dibongkar, dua unit bekomilik Kementerian PUPR berhasil masuk ke lokasi longsor untuk dipakai dalam pencarian.
Seorang warga bernama Yasin (52 tahun) mengaku kehilangan adik kandung dan dua keponakannya yang diduga tertimbun reruntuhan rumah mereka akibat longsor. Menurut dia, mereka dipastikan tertimbun karena saat gempa terjadi mereka sedang berada di dalam rumah.
"Suami adik saya (yang) selamat bilang kalau istrinya lagi di rumah tidur siang," katanya.
Keluarga sempat mencari keberadaan mereka di rumah sakit, tetapi mereka tidak ditemukan. "Kami sih ikhlas, tapi kalau bisa, ditemukan, supaya bisa kami kuburkan," kata Yasin.
Hingga kini, jumlah korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 272 orang, menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).