REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Rasa sayang orangtua kepada anak tergambar dari seorang ayah yang merupakan penyintas gempa di Kabupaten Cianjur. Di mana demi menyelamatkan anaknya yang tertimpa bangunan runtuh, Zainal Abidin (39 tahun) nekad menerobos jalan yang tertutup longsor akibat gempa magnitudo 5,6 pada Senin (22/11/2022) siang.
Zaenal Abidin yang berprofesi sebagai tukang bakso keliling merupakan warga Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Lokasi tempat tinggalnya termasuk wilayah terdampak gempa cukup parah.
"Pada saat kejadian anak saya tengah bermain di dekat rumah, tepatnya di toilet umum sebuah proyek," kata Zainal Abidin kepada Republika.co.id saat mendampingi anaknya, M Irmiah Hilmi (5 tahun) yang menjalani perawatan di halaman RSUD Sayang Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).
Naas pada saat gempa terjadi anaknya tersebut tertimpa bangunan toilet atau WC tepat pada bagian kepala. Di mana jarak dari toilet ke rumahnya sekitar 30 meter dari rumahnya. Selanjutnya, putranya tersebut dibawa tetangganya ke rumahnya dan diterima oleh istrinya Ai Hasanah (37).
"Pada waktu itu saya tengah berjualan bakso di desa tetangga dan ketika gempa terjadi langsung pulang ke rumah," ungkap Zainal. Awalnya ia meminta tolong tetangganya dengan menggunakan mobil ke rumah sakit.
Namun, kata Zainal setelah satu kilometer perjalanan arus lalu lintas terhenti karena ada longsor ke jalan di daerah Cugenang. Sehingga ia memutuskan untuk kembali ke rumah.
"Saya akhirnya langsung meminjam motor tetangga dan membawa anak saya menerobos lokasi longsor," tutur Zainal.
Saat berangkat pun ia tidak memakai sandal atau sepatu serta pakaian seadanya. Ia ingin membawa anaknya ke rumah sakit secepat mungkin.
Di rumah sakit, Hilmi yang merupakan anak keduanya sempat diberikan pertolongan dan menginap di halaman RSUD Sayang Cianjur. Namun, pada Selasa pagi dibawa pulang karena dinilai kondisinya membaik.
"Namun pada Selasa siang kembali dibawa ke rumah sakit karena muntah-muntah," kata Zainal.
Sekarang Hilmi mendapatkan penanganan medis dengan diberi infus dan akan dirontgen pada bagian kepala. Zainal menuturkan, Hilmi masih dalam keadaan belum stabil. "Namun saya sebagai orangtua harus ikhtiar agar anak sehat kembali," tegas dia.
Sementara, ibu Hilmi, Ai Hasanah berharap agar anaknya segera sembuh dan diberikan perlindingan Allah SWT. "Kami hanya berdoa semoga Hilmi bisa sehat kembali dan bermain dengan anak sebayanya," ujar dia.
Ai menuturkan, rumah yang ditempatinya pun mengalami rusak parah dan tidak bisa ditempati. Ia berharap ada perhatian dari pemerintah agar bisa kembali membangun rumahnya.
Sebelumnya, RSUD Sayang Kabupaten Cianjur merawat sebanyak 420 orang korban gempa. Selain itu di rumah salit tersebut dilaporkan ada sebanyak 65 korban gempa yang meninggal dunia.
"Per pukul 07.15 WIB ada sebanyak 420 orang warga korban gempa yang dirawat di RSUD Sayang Cianjur," ujar Kabag Umum RSUD Sayang Cianjur Anwar Amin kepada wartawan.
Di rumah sakit itu pula ada 65 orang korban meninggal dan 62 jenazah sudah diambil keluarga. Anwar menuturkan, pihaknya juga melakukan rujukan ke rumah sakit lain sebanyak 125 orang. Di mana ada yang dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, RSHS Bandung dan rumah sakit lainnya. Saat ini kata Anwar rumah sakit menerima bantuan dari berbagai pihak misalnya Kemensos untuk penanganan medis.