REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepolisian Resor Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan masih terus melakukan penyelidikan dan pengembangan dengan memeriksa lima orang saksi terkait hilangnya 500 ton beras pada gudang Bulog Bittoeng, Lampa, Kecamatan Pekkabata, di kabupaten setempat.
"Sementara ini kita melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dulu. Dan yang baru memberikan klarifikasi sebanyak lima orang," kata Kepala Satuan Reskrim Polres Pinrang, AKP Muhalis saat dikonfirmasi wartawan, Selasa.
Sejauh ini, baru lima orang saksi dari pihak Bulog dan rekanan diperiksa penyidik untuk diminta keterangan perihal raibnya 500 ton beras itu di gudang Bulog Pinrang. "Diperiksa itu baru orang Bulog termasuk rekanannya untuk proses pengungkapan dalam kasus ini," kata dia.
Dari informasi yang berkembang, kasus pencurian 500 ton beras itu diduga dijual orang dalam Bulog tanpa melalui prosedur resmi kepada salah satu mitranya. Dugaan penyelewengan ini sudah berjalan selama dua bulan sejak September 2022.
Diketahui, kasus ini terungkap setelah dicek jumlah stok yang tersimpan dalam gudang setelah didata hanya tersisa sebanyak 1.656.850 ton di dua gudang penyimpanan.
Padahal, semula dalam laporan secara administrasi tercatat stok tersimpan sebanyak 2.119.900 ton. Rinciannya, di Gudang 1 sebanyak 880.500 ton dan gudang 2 sebanyak 1.234.400 ton. Artinya, ada hilang 462,50 kilogram atau hampir 500 ton.
Secara terpisah, pimpinan Kantor Wilayah Bulog Sulawesi Selatan dan Barat, Bakhtiar, saat dikonfirmasi menyatakan telah mencopot Kepala Gudang Bulog di Bittoeng, Lampa, Kabupaten Pinrang,Muhammad Idris,dan pimpinan Cabang Pembantu Bulog Pinrang,Radytio W Putra Sikado. Kedua pejabat Bulog Pinrang ini dianggap bertanggungjawab dalam kejadian itu.
Bakhtiar bilang, mereka turut serta membantu kepolisian dalam hal pengumpulan bukti-bukti dan data terkait pengungkapan kasus tersebut diduga dimainkan orang dalam Bulog. "Saat ini masih proses audit dan koordinasi dengan pihak kepolisian masih berlangsung," katanya.