REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), KH Jeje Zaenudin menyampaikan tahniah dan selamat kepada Persyarikatan Muhammadiyah yang telah sukses melaksanakan Muktamar ke-48 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah pada 19-20 November 2022.
“Kami menyampaikan tahniah, ucapan selamat dan sukses atas Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang ke-48. Begitu juga kepada para pimpinan yang telah terpilih, Prof Haedar Nasir dan Prof Abdul Muthi,” ujar Kiai Jeje kepada republika.co.id, Senin (21/11/2022).
Dia juga turut mendoakan atas terpilihnya kembali Prof Haedar Nashir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Prof Abdul Mu'ti sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah. Kedua profesor Muhammadiyah ini akan memimpin Muhammadiyah untuk masa khidmat 2022-2027.
“Semoga Allah melimpahkan taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada beliau dan seluruh keluarga besar Muhammadiyah serta bangsa Indonesia pada umumnya dengan wasilah pengkhidmatan Persyarikatan Muhammadiyah,” ucap Kiai Jeje.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini mengatakan, Muhammadiyah sangat layak untuk menjadi teladan bagi ormas-ormas di Indonesia. Karena, menurut dia, Persis juga harus membangun sinergi dan kerjasama bersama Muhammadiyah, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi.
“Sebagai Ormas yang sangat kuat dan mapan dalam dunia pendidikan dan sosial kemasyarakatan, Muhammadiyah sangat layak dijadikan contoh dan teladan, dan tentunya kami berharap dapat belajar, meniru, bekerja sama, dan bersinergi dalam bidang pengembangan lembaga pendidikan tinggi Islam yang berbasis kepada nilai-nilai Islam secara kuat sekaligus berbasis teknologi,” jelas Kiai Jeje.
Selain itu, menurut dia, Persis kedepannya juga penting bersinergi dengan Muhammadiyah untuk mengembangkan dakwah dan pemikiran Islam yang berkemajuan.
“Demikian juga tidak kalah pentingnya dalam sinergi mengembangkan dakwah Alquran dan Sunnah dengan pemikiran Islam yang berkemajuan dan mencerahkan. Sehingga dapat mewujudkan masyarakat dan bangsa yang kuat, maju, mandiri, dan modern, dengan basis nilai-nilai akidah dan moral Islami,” kata Kiai Jeje.