REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyesalkan peristiwa perundungan yang dilakukan siswa di salah satu SMP swasta terhadap temannya. Ia mengaku sudah mengintruksikan Dinas Pendidikan untuk mengawal masalah tersebut.
"Tentunya saya sangat prihatin dengan kejadian perundungan di salah satu SMP swasta di Kota Bandung tapi alhamdulillah dinas pendidikan Kota Bandung sudah merespons di medsos dan melakukan tindakan," ujarnya kepada awak media, Sabtu (19/11/2022).
Ia mengatakan tindakan yang dilakukan saat ini yaitu pengawas pembina sekolah sudah mendatangi SMP tersebut untuk melakukan pembinaan. Selain itu mendorong program anti perundungan di sekolah yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Program ini melibatkan teman sebaya yang memiliki pengaruh menjadi agen perubahan positif. Mudah-mudahan program ini bisa berjalan dengan baik," katanya.
Yana melanjutkan sudah meminta Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak untuk melakukan pendampingan terhadap terduga pelaku dan korban. Saat ini proses mediasi antarkedua belah pihak masih berjalan.
"Mudah-mudahan ada hal baik yang bisa dihasilkan dan mudah-mudahan ada efek jera sehingga tidak terjadi lagi perundungan terhadap siapapun terhadap anak-anak kita," katanya.
Rekaman video yang memperlihatkan beberapa orang diduga siswa SMP di Kota Bandung melakukan perundungan terhadap temannya di ruangan kelas viral di media sosial. Korban bahkan diketahui sempat pingsan akibat tindakan yang dilakukan oleh teman-temannya.
Dalam video berdurasi 21 detik itu, beberapa anak SMP berseragam batik biru tengah merundung temannya yang duduk di bangku depan. Mereka memasangkan sebuah helm di kepala korban.
Pelaku pun tidak segan langsung memukul kepala korban menggunakan kaki. Siswa-siswa lainnya yang melihat ikut membantu aksi perundungan tersebut.
Korban yang dipukul di bagian kepala tiba-tiba langsung tergeletak jatuh ke lantai. Seorang siswa lainnya yang terlibat dalam perundungan menindih korban yang terlihat tidak berdaya.
Informasi yang beredar di media sosial, aksi tersebut terjadi di salah satu SMP yaitu SMP Plus Baiturrahman di Kota Bandung. Pihak dari korban pun sempat memberikan informasi jika korban dibawa ke rumah sakit.