REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron di sela-sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali, Selasa (15/11). Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas kerja sama pertahanan dan kedirgantaraan.
Jokowi berharap kerja sama pertahanan kedua negara tidak terbatas pada pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), tapi perlu mencakup produksi bersama, alih teknologi, dan investasi manufaktur.
“Saya harapkan berbagai proyek pertahanan ini dapat segera kita tindak lanjuti. Saya sambut baik rencana dialog 2+2 antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kita untuk membahas isu-isu strategis di kawasan,” ucap Jokowi, dikutip dari siaran pers Istana.
Selain itu, Jokowi juga membahas kerja sama transisi energi. Ia menjelaskan, Indonesia terus berupaya untuk memperkuat transisi energi baru dan terbarukan.
Mendengar pernyataan itu, Presiden Macron pun mengapresiasi upaya yang dilakukan Indonesia dan menyatakan kesiapan untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
Seiring dengan semakin menguatnya hubungan kedua negara, kedua pemimpin itu sepakat membentuk Forum Konsultasi yang secara rutin akan membahas kerjasama di berbagai bidang prioritas. Kedua Menteri Luar Negeri akan menindaklanjuti kesepakatan ini.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Macron atas kehadirannya di KTT G20 di Bali. “Presiden Macron, selamat datang di Bali. Terima kasih untuk kehadiran Yang Mulia pada KTT G20 ini serta dukungan Pancis sepanjang Presidensi Indonesia. Walaupun situasi dunia sedang tidak kondusif saat ini, kita terus bekerjasama agar G20 dapat menghasilkan kerjasama yang bermanfaat bagi semua,” ucap Jokowi.
Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.
Ikuti Whatsapp Channel Republika