Senin 14 Nov 2022 15:05 WIB

Pemkot Tangerang Operasikan 4 Pompa untuk Atasi Banjir Periuk

Pemkot Tangerang juga membuka pintu-pintu air untuk menyurutkan banjir

Red: Nur Aini
Petugas mendorong sepeda motor warga yang mogok akibat menerobos banjir di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/5/2022). Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (10/5) malam mengakibatkan kawasan tersebut terendam banjir setinggi hingga 70 cm.
Foto: ANTARA/Fauzan
Petugas mendorong sepeda motor warga yang mogok akibat menerobos banjir di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/5/2022). Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (10/5) malam mengakibatkan kawasan tersebut terendam banjir setinggi hingga 70 cm.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang, Banten mengoperasikan sebanyak empat unit mesin pompa di wilayah Alamanda dan membuka pintu-pintu air di sejumlah bendungan untuk mempercepat surutnya air yang menggenangi wilayah Periuk.

"Kita sudah aktifkan empat pompa dan lima pompa. Satu pompa panelnya masih terendam kalau sudah surut nanti bisa dioperasionalkan juga. Ditambah dengan pompa portable yang akan dioperasikan, di wilayah yang masih terendam," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah saat memantau banjir di wilayah Periuk, Senin (14/11/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan Pemerintah Kota Tangerang terus berupaya maksimal dalam meminimalkandampak dari banjir dan juga genangan yang diakibatkan oleh tingginya intensitas curah hujan dalam dua hari di wilayah Tangerang Raya. Wali Kota Arief menyampaikan beberapa titik yang pada Ahad (13/11), banjir sudah mulai surut.

 

Menurut Arief, pihaknya juga terus melakukan pemompaan di beberapa titik yang banjir seperti di Jembatan Alamanda, Periuk. "Tadi malam (13/11) ada 10 titik banjir di tiga kecamatan, di Jatiuwung, Cibodas dan Periuk. Tapi sekarang sudah berangsur surut, hanya tinggal beberapa salah satunya di Periuk. Pagi ini wilayah alamanda surat berangsur surut hingga 30 sentimeter," kata dia.

Ia mengungkapkan tingginya intensitas hujan di sebagian wilayah Kota Tangerang dan juga wilayah Kabupaten Tangerang berdampak pada meningkatnya debit air yang masuk di Kali Sabi, Ledug dan Cirarab yang menjadi penampungan air. Hal itu semakin diperparah dengan banyaknya jumlah sampah yang menghambat laju air di pintu-pintu air. "Surutnya air juga terkendala karena pintu air di Bendung Sarakan hanya terbuka tiga dari tujuh pintu yang bisa dioperasikan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement