Ahad 13 Nov 2022 16:46 WIB

Jokowi Ajak Negara di Dunia Berbagi Data Genome Internasional

Jokowi mendorong negara G20 maupun non-G20 membangun ekosistem kesehatan tersinergi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Presiden Indonesia Joko Widodo
Foto: AP/Vincent Thian
Presiden Indonesia Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara negara di dunia untuk berbagi data genome internasional sebagai bagian koordinasi penanggulangan darurat kesehatan. Jokowi mendorong negara G20 maupun non-G20 membangun ekosistem kesehatan yang tersinergi lintas untuk antisipasi pandemi pada masa mendatang.

Ini mengacu pengalaman pandemi Covid-19 sejak 2020 yang masih berlangsung hingga saat ini.  "Selain kontribusi dana, saya mengajak semua pihak untuk mendukung beberapa inisiatif antara lain pembentukan platform koordinasi penanggulangan darurat kesehatan, berbagi data genome internasional untuk mendukung pemantauan patogen," ujar Jokowi saat meluncurkan Pandemic Fund secara virtual yang digelar di Nusa Dua, Bali, Ahad (13/11/2022).

Baca Juga

Jokowi juga mendorong pengembangan jaringan digital secara global serta sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional. Dia juga menilai pentingnya pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata.

Sebab, dia menilai dunia saat ini tidak mempunyai arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelola pandemi. Jokowi melanjutkan, ini dibuktikan dengan adanya pandemi Covid-19, negara di dunia tidak siap menghadapi pandemi.

"Oleh karena itu, kita harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi pandemi," ujar Jokowi.

Jokowi mendorong penguatan arsitektur Kesehatan Global lebih andal dan antisipatif terhadap pandemi. Ini agar jika pandemi terjadi tidak lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global.

Untuk itu, Jokowi mengatakan, dalam jangka pendek dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi, serta kedua, membangun ekosistem kesehatan yang tersinergi lintas negara.

"Perihal pembiayaan dibutuhkan sebesar 31,1 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan persiapan dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, jumlah ini merupakan hasil studi yang dilakukan Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal tahun ini. Karena itu, negara-negara G20 telah sepakat untuk membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan persiapan dan respon terhadap pandemi.

Dia mengatakan, saat ini telah ada donor dari negara-negara G20 maupun non-G20 serta lembaga-lembaga filantropi. Namun, kata dia, dana yang terkumpul belum mencukupi.

"Saya mengharapkan dukungan yang lebih besar lagi untuk dana pandemi ini," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement