Senin 14 Nov 2022 05:05 WIB

Kasus Kaliders, Dokter Forensik: Hati-Dati dalam Ambil Kesimpulan

Apakah mengering itu karena kondisi kelaparan atau memang karena kondisi mumifikasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Ketua tim dokter forensik  Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua tim dokter forensik Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia, dr Ade Firmansyah mengatakan, secara patologi forensik suatu kematian karena kelaparan adalah suatu hal yang jarang. Hal ini disampaikan Ade menanggapi kasus satu keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat. Satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tidak bernyawa di kawasan Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kamis (10/11/2022).

"Bila terjadi pada 4 orang keluarga 1 rumah kita harus selidik lebih dalam. Kita investigasi apakah ada kemungkinan keracunan ataupun hal-hal lainnya karena itu (kelaparan) hal yang jarang," ujar Ade di Jakarta, Ahad (13/11/2022).

"Kita harus hati-hati apa yang menyebabkan empat orang ini meninggal bersama-sama. Kondisi mengering tadi seperti yang diberitakan kita harus waspada. Apakah mengering itu karena kondisi kelaparan atau memang karena kondisi mumifikasi, secara perubahan lanjut karena kematian," sambung Ade.

Ade menekankan, saat ini, penting sekali untuk mencari bukti-bukti yang ada di dalam tubuh baik organ maupun kelainan-kelainannya sehingga bisa meyakini kondisi sebenarnya. Ia lun menyinggung penemuan kapur barus dan bedak bayi di tempat kejadian perkara.

"Itu salah satu penemuan TKP yang penting ya. Bisa itu untuk menghilangkan bau atau mungkin juga hal-hal yang lain saya enggak ingin berspekulasi nanti kita cocokan dengan penemuan di autopsi ini informasi yang nanti kita cocokan," tegasnya.

Menurut laporan dari Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce, mereka diduga tidak mendapat asupan makanan dan minuman yang cukup lama. Akibatnya, mereka mengalami dehidrasi. Mayat ditemukan dalam keadaan mengering dilengkapi dengan otot-otot yang sudah mengecil. Selain itu, tidak ditemukan juga tanda-tanda adanya kekerasan.

Dijelaskan Budi, temuan kondisi mayat yang mengering bukan hanya terjadi karena kelaparan akut. Bisa terjadi karena hal lain, seperti kondisinya yang sudah tua. “Kurus kering bisa kronik karena tua. Tidak harus kelaparan akut atau bahkan kemungkinannya kecil,” ucap dia.

Untuk dugaan kelaparan, Budi mengatakan perlu diperiksa lebih lanjut di laboratorium. “Otot mengecil kan proses lama dan harus diperiksa mikroskopis dan lab untuk buktikan ‘malnutrisi,’” ujarnya.

Yang jelas, masih belum bisa menarik kesimpulan penyebab utama kematian keluarga tersebut. Budi menyebut perlu menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut. “Sama sekali belum bisa dibuat kesimpulan sebelum pemeriksaan lengkap dilakukan,” tambahnya.

Sebelumnya, penemuan empat mayat yang merupakan satu keluarga dalam sebuah rumah di kawasan Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11/2022) malam berawal dari petugas PLN yang hendak melakukan pemutusan listrik. Hal itu terpaksa dilakukan PLN karena pemilik rumah menunggak pembayaran. Keempat korban bernama Rudianto (71 tahun), Margaret (58), Dian (42), dan Budianto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement