Kamis 03 Nov 2022 06:30 WIB

Forum 2045 Tegaskan Orde Kolaborasi Tak Terelakkan, Bukan Saling Menjatuhkan

Forum 2045 mengajak elemen bangsa bersama wujudkan orde kolaborasi

Forum 2045 mengajak elemen bangsa bersama wujudkan orde kolaborasi.
Foto: Harian Republika
Forum 2045 mengajak elemen bangsa bersama wujudkan orde kolaborasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seminar Nasional “Orde Kolaborasi: Gagasan dan Realisasinya” yang diselenggarakan oleh Forum 2045 di UGM, Yogyakarta, Senin (31/10/2022) lalu mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan.  

Sejumlah guru besar, politisi dan aktivis sosial berkomitmen untuk berkontribusi dalam penulisan buku bunga rampai tentang ‘Orde Kolaborasi’, sebuah paradigma baru bagi pemerintah dan masyarakat dalam membangun bangsa di tengah situasi pembelahan politik yang tajam dalam beberapa tahun terakhir ini. 

Baca Juga

Selain kalangan akademisi, politisi dan aktivis, publik juga diharapkan ikut menyumbangkan gagasannya. Naskah tulisan tentang hal tersebut harus dikirimkan kepada Forum 2045 atau melalui email [email protected] paling lambat tanggal 30 November mendatang. 

“Kami membuka sumbangsih pemikiran dari berbagai pihak untuk memperkuat gagasan mengenai ‘Orde Kolaborasi’ dari segi konseptual, strategi, hingga operasional. Naskah yang terkumpul akan diseleksi dan dibukukan, untuk kemudian didiseminasikan ke publik serta kalangan pengambil kebijakan,” ujar Ketua Forum 2045, Dr Untoro Hariadi, Rabu (2/11/2022) dalam keterangan tertulisnya. 

Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya,yang menjadi salah satu narasumber dalam seminar tersebut, menyatakan bahwa kolaborasi merupakan upaya penting yang saat ini jauh lebih dibutuhkan ketimbang kompetisi yang saling menjatuhkan. 

“Dalam konteks politik hari ini, kolaborasi adalah kemauan setiap pihak untuk untuk membuka diri dan bekerja sama,” jelasnya. 

Menurut Willy, kolaborasi merupakan cara untuk berlatih (exercise) guna mewujudkan kebaikan bersama. 

Kolaborasi juga dapat diarahkan untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia yang selama ini lebih banyak diperlakukan sebagai teks ketimbang praktik hidup bersama. 

”Kontestasi politik telah melahirkan residu berupa polarisasi, perselisihan, kebencian dan konflik. Banyak pekerjaan rumah yang harus kita lakukan untuk merehabilitasi dan mereintegrasi masyarakat kita. Kewajiban kita sebagai pencetus ’Orde Kolaborasi’ lebih besar untuk melaksanakan berbagai pekerjaan rumah itu,” tegas Willy. 

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut menjelaskan bahwa jalinan kolaborasi seluruh elemen bangsa harus mampu memberikan dampak positif bagi penguatan institusi-institusi publik kita. 

”Institusi yang kuat itu ibarat kayu jati yang tidak gampang digerogoti rayap-rayap yang ingin menghancurkan sendi-sendi demokrasi kita,” kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement