REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan perbaikan varietas sorgum dengan teknik mutasi. Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan benih unggul dan diminati masyarakat untuk dikonsumsi.
"Mutasi meningkatkan keragaman genetik yang merupakan modal awal proses seleksi dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan sifat-sifat yang kita inginkan," kata peneliti ahli utama Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) ORTN BRIN Soeranto Human dalam keterangan pers, Rabu (2/11/2022).
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan sorgum sebagai bahan pangan alternatif selain beras untuk mengatasi ancaman krisis pangan global. Namun, ketersediaan benih unggul untuk menghasilkan bulir sorgum yang disukai masyarakat sering menjadi kendala.
Sorgum biji yang saat ini sedang digalakkan pemerintah untuk dibudidayakan di seluruh Nusantara memiliki sifat-sifat genetik yang kurang disukai masyarakat untuk dikonsumsi, seperti tekstur yang kasar, warna, dan aroma yang kurang menarik. Untuk itu, teknologi nuklir diterapkan untuk menghasilkan benih-benih dengan sifat yang lebih baik.
Soeranto mengatakan riset terkait aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk pertanian termasuk sorgum sudah banyak dilakukan di BRIN, termasuk perbaikan varietas atau genetik sorgum dengan teknik mutasi. Mutasi adalah perubahan genetik yang dapat terjadi secara alami atau diinduksi dengan mutagen. Mutagen nuklir yang banyak digunakan adalah sinar gamma yang umumnya berasal dari irradiator.
Ia menjelaskan beberapa varietas sorgum yang telah dihasilkan melalui teknologi nuklir dan dirilis ke masyarakat, yaitu Pahat, Samurai 1, Samurai 2, dan banyak galur mutan harapan untuk bahan riset ke depan, yang meliputi kelompok sorgum biji, sorgum biomassa dan sorgum manis.
Varietas mutan sorgum tersebut telah tersebar dan banyak ditanam serta dikembangkan oleh berbagai mitra. Selain itu, benih penjenis (breeder seeds) varietas sorgum tersedia juga di ORTN BRIN. Ia mengatakan ada tiga jenis sorgum, yaitu sorgum biji (grain), sorgum biomassa (forage) dan sorgum manis (sweet). Sorgum biji merupakan sumber pangan global kelima setelah gandum, padi, jagung, dan barley, serta tergolong sebagai pangan fungsional.
Sorgum biomasa dapat diolah menjadi pakan ternak ruminansia yang dapat disimpan lama, sedangkan sorgum manis dapat diolah menjadi sirop, gula (jaggery) atau diproses lanjut untuk bioenergi, demikian Soeranto Human.