REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Politik Ray Rangkuti mengatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir laik menjadi bakal calon wakil presiden (Cawapres) 2024. Menurutnya Erick Thohir sangat potensial menjadi cawapres dan maju dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Setidaknya, kata Ray, ada tiga poin utama yang dimiliki Erick Thohir yang membuatnya yakin mantan Presiden Inter Milan itu memiliki potensi besar untuk menjadi cawapres. Pertama, memiliki pengalaman di dunia bisnis maupun birokrasi.
“Posisinya sekarang sebagai Menteri BUMN, jelas memberi pengalaman yang cukup bagi beliau untuk dapat bersaing dengan nama-nama yang lain dalam posisi yang sama,” kata Ray kepada Republika, Ahad (30/10).
Nilai tambahnya lagi, kata dia, Erick Thohir juga terlibat cukup luas dan panjang dalam dunia bisnis. Pengalaman dan pengetahuannya dalam dunia bisnis sangat penting guna mengatasi berbagai gejolak ekonomi di depan yang disebut-sebut akan mengalami krisis.
Kedua, Erick Thohir memiliki elektabilitas positif dan terus naik. Hal ini tentu menjadi modal dasar bagi Erick Thohir untuk maju menjadi cawapres.
Ditambah lagi, Erick Thohir juga melakukan bersih-bersih di dalam tubuh kementerian BUMN. Di mana di bawah kepemimpinannya, banyak kasus-kasus korupsi yang terungkap, seperti kasus asuransi Jiwasraya, Asabri, Garuda Indonesia, Waskita, Krakatau Steel, dan kini sedang menyelidiki kasus korupsi impor garam, PLN, serta PT Adhi Karya.
“Seiring dengan semakin baiknya pengelolaan BUMN serta berbagai aktivitas kementerian yang dilakoninya, cukup dapat menaikan elektabilitas beliau di tengah masyarakat. Dan besar kemungkinan, elektabilitas itu terus akan naik, seiring dengan aktivitasnya di kementerian,” ujar Ray.
Terakhir, Erick Thohir juga memiliki modal finansial untuk dapat bertarung di dunia pemilu. “Jika melihat nama-nama capres ataupun cawapres yang ada saat ini, Erick adalah salah satu cawapres yang dapat disebut paling unggul dalam modal finansial. Tentu saja, dengan modal finansial yang dimilikinya, Erick akan dapat lebih mandiri dan bebas dalam mengelola isu politik dirinya,” kata Ray.
Ikuti Whatsapp Channel Republika