REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah akan merevitalisasi Pasar Besar Kota Malang di Jawa Timur, yang saat ini kondisinya sudah tidak optimal akibat beberapa kali terjadi kebakaran di pasar tersebut.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa untuk membangun Pasar Besar Kota Malang, harus diajukan terlebih dahulu oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.
"Iya, (untuk pembangunan) diusulkan dahulu melalui Wali Kota," kata Zulkifli di Kota Malang, Jumat (28/10/2022).
Zulkifli menjelaskan, Pasar Besar Kota Malang yang masuk dalam kategori pasar besar tersebut, jika dibangun akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ia belum bisa memastikan kapan proses pembangunan Pasar Besar Kota Malang tersebut akan dilakukan. Namun, jika Pemerintah Kota Malang mengajukan permintaan pembangunan pasar tersebut, akan segera ditindaklanjuti.
"Kalau besar (pasarnya), itu nanti kami akan minta Kementerian PUPR yang membangun. Belum tahu (kapan), nanti harus proses dulu," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji menambahkan, Pemerintah Kota Malang telah mengajukan usulan kepada pemerintah pusat terkait revitalisasi atau pembangunan Pasar Besar Kota Malang.
Pengajuan pembangunan Pasar Besar Kota Malang tersebut, lanjutnya, sudah dilakukan sejak satu bulan yang lalu. Saat ini, pihak pemerintah daerah sedang melengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Analisis Dampak Lalu Lintas.
"Kami sudah mengajukan, kurang lebih satu bulan lalu. Kemarin ada 17 kabupaten kota yang mengajukan, Kota Malang sudah lengkap, tinggal melengkapi Amdal dan lalu lintas," ujarnya.
Pasar Besar Kota Malang telah mengalami beberapa kali bencana kebakaran. Pada 2016, merupakan kebakaran terparah yang menyebabkan hampir seluruh bagian pasar terbakar dan menyebabkan lumpuhnya kegiatan perdagangan di pasar tersebut. Kemudian, pada 2017, Pasar Besar Kota Malang juga mengalami kebakaran di lantai tiga. Terakhir, kejadian serupa terjadi pada 2018.
Rentetan kejadian bencana kebakaran tersebut, membuat pasar yang menaungi kurang lebih 3.500 pedagang di Kota Malang itu tidak bisa berfungsi optimal hingga saat ini.