Jumat 28 Oct 2022 15:35 WIB

Uu tak Mau Melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar

Tingkat elektabilitas Uu masih relatif rendah berdasarkan hasil survei

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum
Foto: Edi Yusuf/Republika
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, dinilai menjadi salah satu nama yang memiliki potensi untuk maju dalam pemilihan gubernur (pilgub) Jabar. Namun, tingkat elektabilitas Uu masih relatif rendah.

Uu mengakui, namanya beberapa kali masuk dalam hasil survei pilgub Jabar sebagai calon gubernur (cagub). Namun, menurut dia, hasil survei itu masih jauh dari yang diharapkan.

Baca Juga

"Sekalipun diakui, saya belum sesuai harapan. Belum jadi nomor satu," kata dia di Kota Tasikmalaya, Jumat (28/10/2022).

Ia mengaku belum memastikan untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Jabar atau tidak. Keputusan itu disebut tergantung pilihan yang dibuat Ridwan Kamil, Gubernur Jabar saat ini.

Uu akan memilih tetap berjalan bersama apabila Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, kembali maju sebagai cagub Jabar. Namun, apabila Ridwan Kamil memilih untuk menjadi capres atau cawapres, ia akan maju sebagai cagub Jabar.

"Kalau masih ada Kang Emil, teu wani ngawalan (tidak berani melawan)," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Ridwan Kamil masih belum memastikan pilihannya pada tahun politik 2024. Ia mengaku saat ini masih fokus bekerja sebagai pemimpin di Jabar.

"Poin saya, saya bekerja. Kalau diapresiasi dengan elektabilitas ya alhamdulillah. Masalah maju atau tidak, itu takdir. Yang penting kerja saja," kata dia di Kabupaten Ciamis, Rabu (26/10/2022).

Ihwal peluang tinggi untuk maju sebagai cawapres, Emil mengaku tak masalah. Menurut dia, menjadi capres, cawapres, maupun gubernur, merupakan takdir Allah.

"Mau jadi gubernur, cawapres, capres, apapun itu, itu mah takdir Allah. Jadi gubernur jilid 2 juga maksimal. Yang penting hidup bermanfaat, krena jabatan hanya sementara," ujar dia.

Ia menambahkan, tak ada yang pasti dalam politik. Artinya, hasil survei yang ada saat ini tidak serta merta menentukan hasil akhir. Menurut dia, banyak contoh dari sosok yang tak diperhitungkan dalam survei, tapi justru menang dalam pemilihan. "Banyak cerita, tidak ada survei, tidak ada baliho, tiba-tiba Pak Ma'ruf Amin jadi Wapres, misalnya. Itu menunjukkan tidak semua dihitung dari hari ini," kata Emil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement