REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sudah mengalkulasikan penggunaan kendaraan taktis (rantis) Maung produksi PT Pindad, yang hendak dibeli pada tahun anggaran 2023. KPU mengeklaim mobil 4x4 itu bisa membawa 90 kotak suara dalam sekali jalan ke daerah terpencil.
Sekretaris Jenderal KPU RI Bernard Dermawan Sutrisno menjelaskan, Maung Pindad custom itu memiliki bak dengan volume panjang 3 meter x lebar 1,6 meter x tinggi 1,15 meter. Daya angkutnya tiga ton.
Sedangkan, dimensi kotak suara adalah 40 x 40 x 60 cm. "Jika dikalkulasikan, minimal 90 kotak suara yang berisikan surat suara, formulir serta kelengkapan lainya, bisa masuk dalam satu kendaraan logistik Maung," kata Bernard kepada Republika, Kamis (27/10/2022).
Dengan kapasitas 90 kotak suara, kata dia, satu Maung Pindad ini cukup untuk mendistribusikan logistik Pemilu 2024 ke 18 tempat pemungutan suara (TPS). Sebab, dia mengasumsikan satu TPS terdiri atas lima kotak suara.
"Dengan asumsi 1 TPS ada 5 kotak suara, maka perkiraan sebanyak 18 lokasi TPS bisa didistribusikan dengan Maung sekali jalan," ujar Bernard.
Bernard juga menegaskan Maung Pindad ini hanya akan diperuntukkan bagi KPU daerah yang memiliki lokasi TPS yang sulit dijangkau kendaraan biasa seperti sebuah TPS di Lampung Barat. Pada Pemilu 2019, petugas terpaksa menggunakan gerobak sapi untuk membawa logistik pemilu ke daerah tersebut karena jalanannya rusak parah.
Mengenai rencana pembelian Maung ini, Bernard menyebut, KPU akan merealisasikannya menggunakan anggaran 2023. Maung Pindad dibanderol dengan harga Rp 600 juta hingga 700 juta per unit.
Jumlah unit yang akan dibeli, kata dia, disesuaikan dengan jumlah KPU daerah yang punya wilayah terpencil. Kini, KPU sedang memetakan daerah-daerah mana saja yang punya daerah terpencil yang sulit diakses.
Sebelumnya, Komisioner KPU RI Parsadaan Harahap mengatakan, rencana pembelian Maung Pindad ini berkaca dari pengalaman pendistribusian logistik saat Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 lalu. Ketika itu, terdapat sejumlah daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan biasa.
"Rencana pembelian ini tidak untuk semua daerah, tapi hanya untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau," kata Parsadaan ketika dihubungi Republika, Senin (24/10).
Dia menambahkan, pihaknya memilih Maung produksi PT Pindad karena merupakan produk buatan dalam negeri. Apalagi, tingkat komponen dalam negeri (TKSN) pada rantis tersebut mencapai 80 persen.