Kamis 27 Oct 2022 08:52 WIB

Pemkot Tangerang Sediakan RS Khusus Penanganan Gagal Ginjal Akut

Pemkot Tangerang menyediakan RS khusus untuk penanganan gagal ginjal akut anak.

Pegawai mengumpulkan sejumlah obat sirup yang mengandung paracetamol pada salah satu minimarket di Kota Tangerang, Banten. Pemkot Tangerang menyediakan RS khusus untuk penanganan gagal ginjal akut anak.
Foto: ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Pegawai mengumpulkan sejumlah obat sirup yang mengandung paracetamol pada salah satu minimarket di Kota Tangerang, Banten. Pemkot Tangerang menyediakan RS khusus untuk penanganan gagal ginjal akut anak.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Pemerintah Kota Tangerang melakukan sejumlah upaya untuk menekan jumlah kasus gagal ginjal akut di Kota Tangerang, menyusul maraknya kasus tersebut belakangan ini. Salah satu yang dilakukan yakni dengan menyediakan rumah sakit (RS) khusus penanganan gagal ginjal akut.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang, per Rabu (26/10/2022) ada sebanyak enam kasus atau enam orang anak yang mengalami gagal ginjal akut di Kota Tangerang. Empat orang anak diantaranya meninggal dunia sejak Juni hingga Agustus 2022, satu orang anak sudah sembuh, dan satu orang anak lainnya masih menjalani perawatan.

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni mengatakan, pihaknya sudah menetapkan beberapa RS sebagai RS khusus penanganan gagal ginjal akut jika sewaktu-waktu kasus mengalami peningkatan. Hal itu sebagai upaya meminimalisasi risiko  kesehatan bagi penderita gagal ginjal akut yang diketahui menjangkiti kalangan anak-anak itu.

“Kami sudah menetapkan rumah sakit khusus yaitu RSUD Kota Tangerang, RSUP Sitanala, RS EMC, RS Sari Asih Karawaci, dan RS Primaya. Ini kami persiapkan dengan melihat fasilitas dan dokter spesialis anak yang ada,” kata Dini, Kamis (27/10/2022).

Dini menuturkan, pihaknya gencar melakukan sosialisasi langsung ke organisasi profesi seperti Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mencegah kenaikan kasus gagal ginjal akut. Selain itu juga melakukan pengawasan peredaran obat sirop sesuai dengan Surat Edaran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan.

“Dari surat edaran pertama Kementerian Kesehatan, kami langsung menginstruksikan untuk menghentikan sementara penjualan obat sirop dan untuk tidak meresepkan obat sirop. Teman-teman puskesmas langsung mulai turun ke apotek dan toko obat untuk memastikan hanya menjual obat-obatan yang dinyatakan aman,” jelasnya.

Dini mengimbau masyarakat agar waspada dan tidak panik dengan adanya kasus gagal ginjal akut yang tengah marak saat ini. Dia meminta masyarakat yang memiliki anak dengan masalah gejala demam untuk tidak sembarangan memberikan obat-obatan.

Jika gejala tidak juga reda, langsung bawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis. “Sebaiknya untuk sementara tidak menggunakan obat-obatan. Misalnya jika demam, kompres dengan air hangat, gunakan baju yang tipis, dan yang paling utama menjaga asupan gizi anak-anak, imunitas, dan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement