Rabu 26 Oct 2022 17:05 WIB

Bantu BPOM, Kemenkominfo Patroli Siber Awasi Peredaran Obat Sirup

Sebelumnya, BPOM sebut masih ada obat yang tak penuhi syarat dijual di online.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membantu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan melakukan patroli siber untuk mengawasi peredaran obat sirup. "Pasti kami kawal dan bantu sepenuhnya BPOM agar masyarakat terlindungi dari obat-obatan yang unsur toksiknya tinggi," kata Menteri Kominfo Johnny G Plate ditemui di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Menurut Menteri Johnny, Kemenkominfo rutin melakukan patroli siber dengan lembaga lain seperti kementerian. Dalam patroli kali ini, Kemenkominfo membantu BPOM mengawasi peredaran obat sirup untuk mengantisipasi gangguan ginjal akut pada anak.

Baca Juga

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito saat jumpa pers di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (24/10/2022) mengatakan, masih ada obat-obatan yang tidak memenuhi syarat dijual di platform daring. "Ada 1.400 tautan yang harus kami lakukan tindak lanjut sebagai bagian dari patroli siber BPOM," kata Penny.

BPOM hingga saat ini sudah mengumumkan lima merk obat yang dinilai tidak memenuhi syarat karena mengandung senyawa etilen glikol (EG) dan diletilen glikol (DEG) melebihi ambang batas. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan setidaknya 102 jenis obat sirup yang sempat dikonsumsi penderita gangguan ginjal akut. Ratusan obat itu sedang diteliti BPOM untuk melihat tingkat kandungan EG dan DEG dalam obat sirup itu. 

Kemenkes per 24 Oktober menemukan 255 kasus gangguan ginjal akut pada anak, berasal dari 26 provinsi. Sebanyak 143 pasien meninggal dunia atau setara dengan 56 dari jumlah kasus.

Hasil penyelidikan menunjukkan kasus gangguan ginjal akut disebabkan obat sirup yang mengandung senyawa itu. Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 24 Oktober mendapatkan 90 laporan kasus gangguan ginjal akut pada anak dan hampir 50 persen pasien meninggal dunia.

Dinkes DKI membuka layanan informasi soal gangguan ginjal akut melalui nomor seluler milik 44 Puskesmas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement