Selasa 25 Oct 2022 00:08 WIB

Lima Pasien Gangguan Gagal Ginjal Akut di Aceh Dinyatakan Sembuh

Sebanyak 29 kasus gagal ginjal akut terjadi di Aceh.

Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek usai inspeksi mendadak (sidak) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (24/10/2022). Sidak tersebut untuk mengawasi peredaran obat-obatan dalam bentuk cair/sirup yang mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glukol berbahaya yang berdampak terhadap penyakit gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek usai inspeksi mendadak (sidak) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (24/10/2022). Sidak tersebut untuk mengawasi peredaran obat-obatan dalam bentuk cair/sirup yang mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glukol berbahaya yang berdampak terhadap penyakit gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh menyatakan sebanyak lima pasien anak penderita gangguan ginjal akut yang menjalani perawatan di rumah sakit itu sudah dinyatakan sembuh. "Untuk sementara ini sebanyak lima orang sudah dinyatakan sembuh," kata Direktur RSUZA Banda Aceh dr Isra Firmansyah di Banda Aceh, Senin (24/10/2022).

Isra menyampaikan, pihaknya sejauh ini sudah menangani 29 kasus yang diduga gangguan ginjal akut, 22 di antaranya meninggal, lima sembuh dan dua orang lagi sedang dalam perawatan. Ia menyampaikan dari dua yang masih dirawat tersebut yakni satu anak sudah mulai membaik, dan seorang lagi yang baru masuk menjalani perawatan intensif di ruang ICU, karena harus melakukan cuci darah.

Baca Juga

"Satu orang dirawat di ICU, dan sudah ke tahap cuci darah. Satu lagi alhamdulillah sudah keluar urine-nya dan tahap penyembuhan, ini dalam pemantauan kami secara intensif," ujarnya.

Isra menyebutkan pasien yang melakukan cuci darah tersebut baru dua hari dirawat RSUZA setelah dirujuk dari RSU Mufid Sigli. Pasien tersebut mengalami gejala demam, muntah dan urine-nya berkurang.

Selain itu, Isra menegaskan bahwa penyebab sebenarnya dari gangguan ginjal akut tersebut sejauh ini belum diketahui karena tergolong baru. Maka dari itu saat ini Kemenkes juga sedang melakukan penelitian.

Dalam kesempatan ini, Isra juga mengingatkan masyarakat jika mengetahui anaknya demam, mual-mual, muntah dan urine-nya berkurang tidak boleh panik, melainkan harus segera dibawa ke rumah sakit atau mendatangi dokter spesialis.

Kemudian, lanjut Isra, jika seorang anak mengalami demam maka berikan air putih minimal satu setengah liter per hari untuk menurunkan demamnya atau membantu mengeluarkan urine mereka.

"Jangan membalur anak dengan minyak karena bisa menutupi pori-pori dan keringat mereka tidak bisa keluar, karena itu dikhawatirkan bisa berefek pada hal yang tidak kita inginkan. Tapi berikan mereka air yang cukup, dan cari rumah sakit," demikian dr Isra Firmansyah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement