Senin 24 Oct 2022 22:12 WIB

Ini Sosok Pemimpin Harapan Wapres untuk Pemilu Mendatang

IIndonesia diharapkan memiliki pemimpin yang transformatif

Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya di ICE-BSD, Tangerang, Kamis (20/10).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya di ICE-BSD, Tangerang, Kamis (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah dekat. Dia berharap melalui kontestasi lima tahunan tersebut, akan terpilih pemimpin transformatif yang bisa membawa perubahan besar bagi Indonesia.

 

"Kita berharap pada saat itu akan terpilih pemimpin yang transformatif, yang bisa melakukan perubahan-perubahan besar, melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi maupun Presiden-Presiden sebelumnya untuk mengakselerasi," ujar Ma'ruf dalam keterangannya kepada media di Universitas Alma Ata Yogyakarta, Senin (24/10).

 

Dia mengatakan, 100 tahun usia kemerdekaan yakni 2045, Indonesia diproyeksikan akan mampu meraih visi Indonesia Emas. Saat itu Indonesia diperkirakan akan memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 9.100 miliar USD dan PDB per Kapita sebesar 30 ribu USD. 

Namun, kata Ma'ruf, visi Indonesia Emas tersebut hanya akan terwujud, apabila Indonesia memiliki pemimpin yang transformatif dan terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
"Pemimpin transformatif yang bisa menggerakkan, mengubah, bukan hanya pemimpin yang baik, tetapi juga melakukan perbaikan, bukan pemimpin yang saleh tetapi juga muslih, melakukan perbaikan," ujar Ma'ruf.

Baca Juga

Wapres menjelaskan pemimpin yang transformatif bukan hanya dapat mempertahankan hal-hal lama yang baik, tetapi juga dapat menciptakan inovasi baru yang lebih baik.

“Bahkan saya tambah paradigmanya, pemimpin yang dapat melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan, secara sustainable," ungkapnya. 

Namun demikian, Ma'ruf berharap menuju pemilihan presiden 2024 mendatang, stabilitas politik tetap terjaga. Dia juga meminta perbedaan politik tidak menyebabkan perpecahan.

 

"Di dalam perbedaan memilih pemimpin, memilih Presiden, memilih partai tidak menjadi sumber perpecahan bagi bangsa kita itu. Kita sudah biasa, sudah sering. Oleh karena itu kita tidak boleh kemudian perbedaan itu menyebabkan perpecahan," ujarnya.

 

Menurutnya, menyikapi perbedaan politik maupun pilihan calon presiden harus dengan bijak. Sebab, selama ini, perbedaan politik kerap membuat masyarakat terkotak-kotak, sehingga menimbulkan perselisihan. Karena itu, Ma'ruf mendorong untuk tetap mengedepankan semangat persatuan bangsa.

"Saya sering mengatakan kalau kita berbeda partai kita katakan, lakum partaiyukum, walana partayuna, ya sudah masing-masing partai saja. Kalau berbeda capres, lakum capresukum walana capresuna," ujarnya

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement