Sabtu 22 Oct 2022 23:11 WIB

Pascalongsor, Akses Jalan di Perbatasan Kab Bandung-Cianjur Kembali Bisa Dilintasi

Kendaraan bisa lewati akses jalan perbatasan dengan sistem buka tutup

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Material tanah longsor menutup akses jalan di perbatasan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di Jalan Ciwidey-Cidaun KM 239+000, Sabtu (22/10/2022) sore.  Hujan deras diduga menyebabkan longsor terjadi dan membuat kendaraan sementara waktu tidak dapat melintas.
Foto: istimewa
Material tanah longsor menutup akses jalan di perbatasan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di Jalan Ciwidey-Cidaun KM 239+000, Sabtu (22/10/2022) sore.  Hujan deras diduga menyebabkan longsor terjadi dan membuat kendaraan sementara waktu tidak dapat melintas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Akses jalan di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur, tepatnya di Balegede, Cianjur kembali bisa dilintasi kendaraan roda dua dan empat pasca longsor, Sabtu (22/10/2022) sore. Kendaraan dapat melintas dengan sistem buka tutup.

Kepala Pusdalops Provinsi Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan peristiwa longsor terjadi di Jalan Ciwidey-Cidaun, tepatnya di Kampung Bataracap, Desa Balegede, Kabupaten Cianjur. Longsor terjadi dipicu hujan dengan intensitas yang tinggi.

"Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan tanah longsor, ruas jalan nasional terdampak longsoran," ujarnya, Sabtu (22/10/2022).

Ia memastikan tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pihaknya bersama BPBD Kabupaten Cianjur melakukan assesment di lapangan bersama instansi terkait.

"Kondisi terkini jalan masih dalam pembersihan, sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat dengan sistem buka tutup," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memperkirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Barat sepekan ke depan terhitung 17 hingga 23 Oktober. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

"Dalam sepekan ke depan, diperkirakan terdapat beberapa fenomena yang masih berpengaruh terhadap penambahan uap air dan atau pembentukan awan yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Jawa Barat," ujar Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, Senin (17/10/2022).

Ia menuturkan beberapa fenomena cuaca yang masih akan terjadi yaitu kondisi muka laut di sekitar Jawa Barat relatif hangat, indeks dipole mode diperkirakan masih mengindikasikan aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat yang signifikan.

Selain itu indek nino masih mengindikasikan periode La Nina, gelombang atmosfer Rossby Equator diperkirakan aktif di sebagian wilayah Jabar. Atmosfer di sebagian wilayah Jabar akan berada pada kategori labil sedang yang mendukung terhadap pertumbuhan awan.

"Berdasarkan prakiraan kondisi global, regional, dan model probabilistik, diperkirakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dalam skala lokal terdapat di sebagian kabupaten dan kota di wilayah Jawa Barat untuk sepekan ke depan. Sedangkan potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem yang dapat disertai kilat, petir dan angin kencang berpotensi terjadi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement