Jumat 21 Oct 2022 21:46 WIB

Jokowi: Airlangga Salah Satu Pemimpin Punya Jam Terbang Tinggi

Pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki jam terbang yang tinggi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam acara puncak HUT Partai Golkar ke-58 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat(21/10/2022). Acara tersebut menjadi puncak dari serangkaian HUT Partai Golkar ke-58 yang telah digelar sebelumnya diantaranya Jalan Sehat Partai Golkar, Ziarah ke TMP Kalibata dan Konsolidasi Nasional serta Bimtek Fraksi Partai Golkar se-Indonesia. HUT Partai Golkar ke-58 tersebut mengusung tema Golkar Menang, Rakyat Sejahtera.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam acara puncak HUT Partai Golkar ke-58 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat(21/10/2022). Acara tersebut menjadi puncak dari serangkaian HUT Partai Golkar ke-58 yang telah digelar sebelumnya diantaranya Jalan Sehat Partai Golkar, Ziarah ke TMP Kalibata dan Konsolidasi Nasional serta Bimtek Fraksi Partai Golkar se-Indonesia. HUT Partai Golkar ke-58 tersebut mengusung tema Golkar Menang, Rakyat Sejahtera.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki jam terbang yang tinggi. Menurutnya, salah satu tokoh yang sudah memiliki jam terbang yang tinggi itu, yakni Ketum Golkar Airlangga Hartarto.

“Betul-betul pemimpin ke depan ini harus kita pilih yang memiliki jam terbang yang tinggi. Salah satu yang saya lihat, bapak Airlangga Hartarto,” kata Jokowi di HUT ke-58 Partai Golkar, Jakarta International Expo, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Sebab, kata Jokowi, stabilitas politik dan stabilitas keamanan sangatlah penting dalam pembangunan sebuah negara. Apalagi, di tengah situasi dunia yang sedang sulit diprediksi dan dikalkulasi saat ini.

Jokowi kemudian kembali menyampaikan, bahwa situasi dunia saat ini sangatlah sulit. Bahkan, situasi pada tahun depan akan semakin lebih sulit serta diprediksi semakin gelap.

Saat ini, sudah banyak negara yang menjadi pasien International Monetary Fund (IMF) karena kondisi global yang sulit ini. “Saya kira bapak ibu juga sudah tahu bahwa sekarang yang sudah masuk pasien IMF itu ada 14 negara, sudah masuk jadi pasien dan 28 negara lagi sudah ngantre di depan pintunya IMF. Diperkirakan akan muncul angka nanti 66 negara,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement