REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengatakan bahwa pemerintah daerah serius terhadap masalah pendidikan terutama puluhan ribuan anak usia sekolah yang belum bersekolah. "Hasil survei Akademisi ada 68.988 anak usia sekolah di Provinsi Papua Barat yang tidak bersekolah. Angka ini sangat tinggi dan butuh perhatian serius bersama," kata Paulus Waterpauw pada rapat kerja para Bupati seluruh Provinsi Papua Barat di Sorong, Kamis (20/10/2022).
Dia menjelaskan bahwa masalah puluhan ribu anak asli Papua yang tidak sekolah ini menjadi topik utama dalam rapat kerja para bupati di seluruh wilayah provinsi Papua Barat selama dua hari ke depan di Sorong. Dalam rapat kerja, para kepala daerah di Papua Barat akan membahas bersama bagaimana dan apa solusi bagi puluhan ribu anak asli Papua yang sampai saat ini tidak bersekolah tersebut.
Dia mengatakan bahwa ada banyak hal penyebab anak-anak tidak bisa sekolah atau putus sekolah. Misalnya ketidakmampuan orang tua karena kondisi ekonomi keluarga lemah, serta sarana keterbatasan sarana dan prasarana dan lainnya.
Dari jumlah 68.988 anak tidak bersekolah tersebut, anak usia tingkat sekolah dasar atau SD yang tidak sekolah sebanyak 24.725 orang, tingkat sekolah menengah pertama atau SMP yang tidak bersekolah sebanyak 25.326 orang. Selanjutnya anak usia sekolah yang seharusnya saat ini menempuh pendidikan di tingkat SMA dan SMK namun tidak bersekolah sebanyak 18.938 orang. Mereka tersebar pada 13 kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Papua Barat.