Kamis 20 Oct 2022 23:03 WIB

Dinkes: 20 Anak Aceh Penderita Gagal Ginjal Akut Meninggal Dunia

Warga setempat diimbau untuk mematuhi anjuran dari Kementerian Kesehatan.

Kasus gangguan ginjal akut misterius.
Foto: Republika
Kasus gangguan ginjal akut misterius.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH  -- Sebanyak 20 orang anak di provinsi paling barat Indonesia itu meninggal dunia karena menderita gagal ginjal akut. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman, Kamis mengatakan hingga saat ini total kasus anak menderita gagal ginjal di Tanah Rencong 31 kasus, sesuai dengan data dari RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.

"Data dari RSUD Zainoel Abidin yang coba kami verifikasi ada 31 kasus yang dilaporkan, namun yang sudah verifikasi sampai tadi sore baru 29, karena dua kasus belum ada biodatanya," kata Iman.

Iman menyebutkan, dari total kasus ada 20 anak yang menderita gagal ginjal tersebut telah meninggal dunia, lima orang anak masih dalam perawatan di rumah sakit dan empat orang dipulangkan.

Mereka merupakan pasien rujukan ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dari sejumlah RSUD tingkat kabupaten/kota di provinsi berjulukan Serambi Mekkah itu.

Baca juga : Epidemiolog: Perlu Penyelidikan Epidemiologi Terkait Anak Gagal Ginjal Akut

Ia menjelaskan pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab dari penyakit gagal ginjal akut tersebut sehingga menyebabkan banyak anak meninggal dunia.

Kendati demikian, Iman mengajak masyarakat untuk mematuhi arahan dari Kementerian Kesehatan RI untuk menghentikan sementara waktu pemberian obat sirup kepada anak-anak, yang diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut.

"Belum tahu penyebab pastinya, kita ikuti arahan dari Kemenkes, untuk sementara memang penggunaan yang berbentuk obat sirup ya sementara dihentikan dulu," kata Iman.

Baca juga : Pemprov DKI Punya Laboratorium Rujukan Uji Toksik Gagal Ginjal Akut

Ia menambahkan apabila ada orangtua yang ingin tetap memberikan obat sirup untuk anak, maka terlebih dahulu konsultasi ke dokter dan pemberian obat juga harus sesuai dengan resep yang diberikan.

"Untuk obatan-obatan yang sirup itu harus dengan petunjuk dan juga konsultasi dari dokter, dia akan pastikan penggunaan yang betul rasional dan sesuai dengan si anak," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement