Rabu 19 Oct 2022 13:41 WIB

Survei IPS: Duet Prabowo-Erick Paling Banyak Diterima Publik

Simulasi capres-cawapres Prabowo-Erick dinilai paling ideal dibanding pasangan lain.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (19/6/2022).
Foto: Dok. Kemenhan RI
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (19/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indonesia Polling Stations (IPS) merilis hasil survei terbaru mereka tentang pasangan capres-cawapres ideal menurut persepsi publik. Salah satu temuan menarik adalah munculnya nama Prabowo Subianto-Erick Thohir sebagai duet ideal dan paling banyak disukai calon pemilih dalam Pemilu 2024 nanti.

Peneliti dari Lembaga Survei IPS, Alfin Sugianto, mengutarakan dalam survei kali ini IPS membuat simulasi dengan menawarkan sejumlah pasangan capres dan cawapres untuk dinilai publik. Dalam simulasi tersebut untuk posisi capres 2024 diasumsikan terdiri dari tiga tokoh yang selama ini selalu mendominasi rating survei berbagai lembaga riset mainstream, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Baca Juga

Sementara untuk posisi cawapres terdiri dari sejumlah tokoh yang paling realistis diusung oleh koalisi partai dan namanya juga sering muncul dalam papan survei. Mereka adalah Erick Thohir, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Sandiaga Uno, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar dan Moeldoko.

"Untuk capres Prabowo Subianto ketika disimulasikan berpasangan dengan sejumlah nama cawapres tersebut ternyata Erick Thohir dinilai publik sebagai pasangan paling ideal Prabowo Subianto," ujar Alfin, Rabu (19/10/2022).

Kendati, ia menjelaskan, Prabowo berpasangan dengan siapapun elektabilitas tetap tinggi dan berpeluang memenangkan Pilpres 2024. Namun ketika pasangan Prabowo-Erick ditawarkan ke publik, ia menyebut, terbukti paling banyak disukai dibandingkan pasangan manapun.

"Ketika IPS menanyakan kepada responden apakah suka atau kurang suka terhadap Prabowo-Erick sebagai pasangan capres-cawapres periode 2024-2029, sebanyak 62,5 persen mengaku suka," ungkap Alfin.

Selain Erick Thohir, Alfin juga memaparkan tokoh lain yang juga bisa diterima publik cukup signifikan dipasangkan dengan Prabowo adalah Ridwan Kamil. Tingkat akseptabilitas pasangan Prabowo-Ridwan Kamil adalah 60,8 persen.

Ia mengatakan tingkat penerimaan publik terhadap pasangan Prabowo-Ridwan Kamil tersebut, bahkan juga masih lebih tinggi dari pasangan Anies-Ridwan Kamil maupun pasangan Ganjar-Ridwan Kamil. Karena Ridwan Kamil selain cocok dengan Prabowo, ia juga merupakan pasangan terbaik buat Anies atau Ganjar.

Namun demikian, ia melihat, peluang munculnya pasangan Anies-Ridwan Kamil atau Ganjar-Ridwan Kamil pada Pilpres 2024 sangat kecil. Sebab keduanya tokoh di luar pimpinan partai, atau keduanya bukan tokoh sentral di dalam sebuah partai.

Lalu bagaimana dengan peluang Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Alfin menjelaskan, mengenai Muhaimin Iskandar, meskipun tingkat akseptabilitasnya tidak setinggi Erick Thohir maupun Ridwan Kamil, peluang Ketua Umum PKB itu untuk berduet dengan Prabowo juga cukup besar.

"Kekuatan Muhaimin bukan terletak pada akseptabilitas dan elektabilitas personalnya, melainkan pada kemampuannya menggerakkan jaringan nahdliyin (NU) yang selama ini sebagian besar menjadi konstituen PKB," terangnya.

Karena itu ia menilai, jika duet Prabowo-Muhaimin akhirnya diputuskan, maka duet ini dapat menguasai NU dan Jawa Timur. Dan bila wilayah Jawa Timur bisa dikuasai, termasuk wilayah Jawa lainnya, maka ia melihat peluang menang dalam Pilpres 2024 juga sangat besar.

Survei IPS kali ini dilakukan pada tanggal 7 s/d 17 Oktober 2022 di 34 provinsi di seluruh wilayah Indonesia. Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki E-KTP.

Jumlah sampel sebesar 1.200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-state random sampling). Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung dengan responden berpedoman kuesioner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement