Senin 17 Oct 2022 21:40 WIB

Transmigrasi Dinilai Bisa Tingkatkan Harkat dan Martabat Kehidupan Masyarakat

Program transmigrasi untuk masyarakat luas perlu digelorakan kembali.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menilai, transmigrasi bisa meningkatkan harkat dan martabat kehidupan masyarakat.
Foto: dok. Kemendes PDTT
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menilai, transmigrasi bisa meningkatkan harkat dan martabat kehidupan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, program transmigrasi untuk masyarakat luas perlu digelorakan kembali. Program ini dinilai bisa meningkatkan harkat dan martabat kehidupan masyarakat, baik untuk transmigran itu sendiri maupun penduduk setempat di kawasan transmigrasi.

"Keberhasilan transmigrasi sendiri ditentukan oleh tiga faktor penentu yaitu kualitas permukiman, kualitas transmigran, dan bantuan transmigrasi. Tiga hal ini adalah kesatuan yang tidak terpisahkan," kata pria yang akrab disapa Gus Halim tersebut pada acara pelepasan pemberangkatan transmigran dari Jawa Timur, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Mendes Halim menekankan, keberhasilan transmigran nantinya sangat tergantung pada sifat, sikap, dan jerih payah transmigran sendiri. Seperti semboyan yang dimiliki oleh Arek-arek Suroboyo Jawa Timur, 'Jer Basuki Mawa Beya', bahwa suatu keberhasilan membutuhkan kesungguhan. 

"Apalagi saat ini kami terus melakukan terobosan untuk memastikan program transmigrasi benar-benar menjadi salah satu medium bagi masyarakat kita untuk mengangkat derajat hidup mereka," katanya. 

Gus Halim mengatakan, pemberangkatan 98 kepala keluarga (KK) atau 121 jiwa transmigran asal Jawa Timur ditujukan ke tiga lokasi di luar Jawa. Adapun tiga lokasi pemukiman yang dituju yaitu Mahalona, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan; Raimuna Kabupaten Muna dan lokasi Watutinawu Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara; serta Lemban Tongo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. 

"Tiga lokasi yang akan ditempati para transmigran asal 13 kabupaten di Jatim tersebut bukan permukiman baru, melainkan permukiman yang sudah produktif bersama transmigran sebelumnya," katanya. 

Mantan ketua DPRD Jawa Timur ini menegaskan para transmigran tidak dilepas begitu saja, melainkan akan ada pendampingan penuh dari Kemendes PDTT selama dua bulan. Di samping itu akan diberikan jaminan hidup layak serta evaluasi setelah lima tahun berjalan.

"Proses ekonominya terus berjalan dan didampingi serta terus dievaluasi. Jadi pendampingan kita itu lima tahun, baru diserahkan ke daerah," ujarnya. 

Gubernur Khofifah mengapresiasi kehadiran mendes PDTT pada kesempatan kali ini. Menurutnya, transmigran yang diberangkatkan berasal dari 13 kabupaten yang berada di Jatim. Di antaranya Kabupaten Bojonegoro 1 KK atau 3 jiwa, Kabupaten Mojokerto 3 KK atau 10 jiwa, Kabupaten Malang 1 KK atau 7 jiwa, Kabupaten Banyuwangi 2 KK atau 7 jiwa, Kabupaten Jombang 3 KK atau 14 jiwa, Kabupaten Nganjuk 1 KK atau 4 jiwa, Kabupaten Blitar 2 KK atau 5 jiwa, Kabupaten Trenggalek 2 KK atau 4 jiwa, Kabupaten Kediri 3 KK atau 10 jiwa, Kabupaten Tuban 3 KK atau 11 jiwa, Kabupaten Pamekasan 6 KK atau 18 jiwa, Kabupaten Trenggalek 5 KK atau 14 jiwa, dan Kabupaten Magetan 5 KK atau 14 jiwa.

Khofifah berharap agar transmigran asal Jawa Timur mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat. Sinergi transmigran daerah asal dan masyarakat setempat tentu saja juga akan berpengaruh postif terhadap keberhasilan program transmigrasi di lokasi tersebut yang juga akan berpengaruh baik terhadap perkembangan wilayah pada lokasi tujuan transmigrasi.

Mayoritas transmigran mengaku tidak sulit untuk mengolah lahan yang telah disediakan pemerintah. Terlebih, dalam pembangunan lahan pertanian atau perkebunan nanti, selama lima tahun ke depan, masing-masing transmigran akan didampingi oleh petugas dari instansi pemerintah terkait.

"Saya sebelumnya telah bekerja sebagai buruh tani," kata Maskur, transmigran asal Kabupaten Kediri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement