REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Juru bicara Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Provinsi Riau, Fara Linda Sari, meminta masyarakat peternak Riau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hewan ternaknya. Karena musim penghujan yang mulai terjadi di Riau saat ini menurut Fara berpengaruh terhadap rentannya hewan ternak terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Apalagi hujan, biasanya membuat kondisi ternak menurun," kata Fara, Sabtu (15/10).
Fara menyebut kondisi hewan ternak yang tidak sehat dan menurunnya kesehatan akibat pengaruh cuaca membuat berisiko terinfeksi penyakit PMK.
Fara mengatakan saat musim penghujan tiba, kondisi lingkungan cenderung jadi lembab. Sehingga menyebabkan virus PMK dapat bertahan lama di suatu lingkungan.
Untuk itu, kata Fara, untuk menghindari risiko hewan terinfeksi PMK, peternak diminta berperan aktif mendukung terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok pada peternakan.
Sementara, untuk update data penyebaran PMK terakhir di Riau, hingga saat ini, sudah terdapat total 4.554 kasus PMK di Riau. Dari total tersebut, adalah milik dari 551 orang peternak. Kasus PMK di Riau ini tersebar di 9 Kabupaten/ kota, dengan rincian 73 Kecamatan, dan 230 desa.
Update terbaru, terdapat 24 ekor hewan ternak yang mati, 28 ekor potong paksa, dan dan kabar baiknya 4177 diantaranya sembuh. Dari 9 daerah yang paling banyak terserang PMK, Kabupaten Kuansing dengan jumlah kasus terbanyak dengan 1.535. Sementara paling sedikit kota Dumai dengan 19 kasus.