Kamis 13 Oct 2022 22:07 WIB

Petugas Gabungan Sukabumi Gelar Mitigasi Bencana Aliran Sungai

Pernah terjadi bencana banjir yang menelan korban jiwa saat 17 Februari 2022.

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi melakukan aksi mitigasi bencana aliran air sungai. Kegiatan yang melibatkan unsur petugas gabungan dan relawan ini untuk mencegah terjadinya bencana.
Foto: istimewa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi melakukan aksi mitigasi bencana aliran air sungai. Kegiatan yang melibatkan unsur petugas gabungan dan relawan ini untuk mencegah terjadinya bencana.

REPUBLIKA.CO.ID,  SUKABUMI--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi melakukan aksi mitigasi bencana aliran air sungai. Kegiatan yang melibatkan unsur petugas gabungan dan relawan ini untuk mencegah terjadinya bencana.

Acara tersebut juga sebagai momen Hari Internasional Pengurangan Risiko Bencana bersama forum PRB. Event ini dipusatkan di aliran sungai Cisuda seputar kawasan jembatan merah kelurahan Jayaraksa Kecamatan Baros Kota Sukabumi, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga

'' Dipilihnya Sungai Cisuda ini karena tidak terlepas dari tingginya frekuensi kejadian luapan air yang menghantui warga akan banjir di spot ini,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Whardani kepada wartawan, Kamis. Di mana, manakala hujan selalu tempat ini menjadi sorotan khalayak ramai.

Pasalnya kata dia, pernah terjadi bencana banjir yang menelan korban jiwa saat 17 Februari 2022. Selain itu banjir merendam ratusan rumah warga.

Imran menuturkan, selain BPBD ikut terlibat dari berbagai instansi dan komunitas lainnya seperti Dinas PSDA Jabar, Dishub, Satpol-PP, Damkar, dan PUTR. Berikutnya komunitas seperti Sehati, Faji, Tagana Rapi, PMI, TRC Gema Keadilan, ORARI, BKPB PP, DT Peduli, PLN, Pramuka Peduli, Banser, Sigab Persis dan lain lain yang tergabung dalam Forum PRB Kota Sukabumi

Bahkan ungkap Imran, elemen hingga RT, RW, Kecamatan Baros, Kelurahan Jaya Raksa dan Limus Nunggal, TNI dan Polisi setempat tampak aktif dalam dalam kegiatan ini. Rangkaian aksi mitigasi ini mulai darj pembersihan aliran sungai, pembersihan kotoran dan sampah yang menyumbat, konservasi tanaman dan pohon yang menjaga longsor, melancarkan kanal sungai hingga penataan bentangan sungai agar lebih asri dan ramah dipandang.

Termasuk dipasangkan karung dan bronjong menghindari luapan air dan geseran tanah dari mobilitas kendaraan. Aksi nyata ini kata Imran, diharapkan meningkatkan kesadaran, kemitraan antara pemerintah lembaga usaha dan masyarakat dalam pembangunan yang berkesinambungan dan berbasis PRB. Meningkatnya komitmen bersama aksi nyata pelaku lembaga usaha dan masyarakat dalam PRB.

Wali Kota Sukabumi Ahmad Fahmi mengajak semua instansi di lingkungan Pemkot Sukabumi ikut ambil bagian dalam aksi PRB di instansi masing-masing. Dengan wujud pelatihan lokakarya seminar Simulasi Komunikasi Informasi Bencana hingga mitigasi riil bahaya di sekitar.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi menyebutkan, peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2022 ini jatuh dibulan Oktober. '' Sarana untuk memperkuat pemahaman pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat terhadap aktivitas PRB sebagai investasi untuk ketangguhan,'' kata dia.

Secara umum, peringatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran bersama, membangun dialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku PRB. Di samping itu dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama bagi pelaku PRB seluruh Indonesia.

Seperti diketahui sejak 2009, Badan PBB UNISDR (United Nations International Strategy for Disaster Reduction) atau sekarang bernama UNDRR (United Nations for Disaster Risk Reduction) telah menetapkan tanggal 13 Oktober sebagai hari peringatan PRB Internasional (International Day for Disaster Risk Reduction). Hari Peringatan PRB ini menjadi pengingat bersama atas kemajuan-kemajuan, keberhasilan, capaian-capaian dalam mempertahankan ketangguhan dari dampak di Indonesia.

Peringatan PRB telah menjadi agenda nasional yang dilaksanakan setiap tahun sejak 2013 dan setiap bulan Oktober dinisbahkan sebagai bulan bhakti pengurangan risiko bencana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement