Kamis 13 Oct 2022 19:06 WIB

Polisi Autopsi Dua Korban Kanjuruhan

Autopsi terhadap dua korban tersebut dilakukan atas permintaan pihak keluarga.

Sejumlah suporter Arema FC (Aremania) menyalakan lilin sesaat sebelum doa bersama di depan stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah suporter Arema FC (Aremania) menyalakan lilin sesaat sebelum doa bersama di depan stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pihak kepolisian dijadwalkan melakukan autopsi terhadap dua korban meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10).

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Breskrim PolriBrigjen Pol Andi Rianto Djajadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Kamis mengatakan autopsi terhadap dua korban tersebut dilakukan atas permintaan pihak keluarga. "Mungkin pekan depan (dilakukan autopsi). Permintaan orang tua korban,"kata Andi.

Baca Juga

Dia menjelaskan, saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mendapatkan fakta-fakta penting terkait tragedi yang menyebabkan 132 orang meninggal dunia tersebut.

Menurut Andi, tim Automatic Finger Print Identification System(Inafis) Polri melakukan pendalaman pada sejumlah titik yang menjadi tempat jatuhnya banyak korban dalam kejadian tersebut. "Melakukan pengecekan, kami mendampingi tim Inafis. Mengecek pintu-pintu atau gate. Belum masuk pra-rekonstruksi," tambahnya.

Terkait potensi tersangka baru dalam kasus tragedi Kanjuruhan tersebut, Andi mengatakan Polri masih belum bisa membeberkan secara rinci.

Namun, Kapolri Jenderal Pol.Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengatakan masih ada kemungkinan muncultersangka baru dalam tragedi usai laga pertandingan sepak bola antara AremaFC dan PersebayaSurabaya itu. "Potensi tersangka baru mudah-mudahan saja," ujar Andi.

Usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10), sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan dan terjadi kericuhan.

Kericuhan semakin membesar dimana sejumlah flaredanbenda-benda lainnya saling dilemparkan oleh suporter yang ada di Stadion Kanjuruhan. Petugas keamanan gabungan dari Polridan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dengan akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 132 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher, serta menderitaasfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orangmengalami luka ringan dan luka berat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement