Selasa 11 Oct 2022 00:32 WIB

Dokter Paru Jelaskan Betapa Berbahayanya Gas Air Mata

Dada terasa sesak karena mukosa saluran pernapasan mengalami pembengkakan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Sejumlah polisi menembakan gas air mata saat terjadi kericuhan usai aksi unjuk rasa di kawasan Slipi, Jakarta, Senin (11/4/2022). Aksi unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut dibubarkan oleh aparat kepolisian dengan menembakan gas air mata dan water canon. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah polisi menembakan gas air mata saat terjadi kericuhan usai aksi unjuk rasa di kawasan Slipi, Jakarta, Senin (11/4/2022). Aksi unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut dibubarkan oleh aparat kepolisian dengan menembakan gas air mata dan water canon. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penggunaan gas air mata pada kerusuhan kanjuruhan menuai kritik lantaran disebut-sebut sebagai utama timbulnya ratusan korban jiwa. Dokter paru-paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Isnin Anang Marhana mengatakan betapa berbahayanya gas air mata bagi tubuh manusia.

Menurutnya, gas air mata mengandung Chloroacetophenone (CN) dan Chlorobenzylidene malononitrile (CS) yang dapat melumpuhkan seseorang. Kemampuan melumpuhkan manusia itu dikarenakan sifat gas air mata yang iritatif dan inflamatif.

Baca Juga

“Contohnya adalah ketika kena mata itu langsung berair, hiper lakrimasi. Berair matanya, pedih, pedas, sehingga tidak bisa beraktivitas normal dan mudah dilumpuhkan,” ujarnya di Surabaya, Senin (10/10/2022).

Isnin mengungkapkan, gas air mata dapat memengaruhi kulit, mata, saluran pernapasan, pencernaan, tenggorokan, hingga psikologis seseorang. Gejala yang mungkin terjadi adalah kulit terasa seperti tersengat, muncul gejala seperti flu, mual, muntah, serta batuk.

“Dada juga akan terasa sesak karena mukosa-mukosa saluran pernapasan mengalami pembengkakan atau inflamasi,” ujarnya.

Adapun dampak bagi psikologis yaitu ansietas atau distress psikologi. “Ketika dilemparkan, dia kaget beserta panik yang berlebihan, sehingga mereka tidak berpikir dengan jernih, ngikut aja orang-orang lari. Akhirnya ya berdesak-desakan itu," kata dia.

Isnin menjelaskan, apabila mendapati asap gas air mata, segera menuju tempat dengan aliran udara yang bagus. Kemudian jika merasa terpapar gas air mata, lanjutnya, dapat menggunakan handuk basah kemudian diusap pada bagian tubuh yang terpapar.

“Kita lap dulu itu supaya konsentrasinya yang nempel berkurang. Setelah itu baru kita bilas dengan air,” kata dia.

Isnin melanjutkan, orang yang memiliki riwayat gangguan pernapasan akan lebih terdampak oleh gas air mata. "Misalnya dia ada riwayat asma. Atau waktu-waktu tertentu dia jadi mudah sesak seperti pada pagi hari, malam hari, hujan, dingin, berdebu. Atau pada kondisi dia cemas itu dia bisa sesak,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement