Ahad 09 Oct 2022 07:48 WIB

Amblesan Tanah di Jalur Kereta Cilacap Sepanjang 15 Meter

Daop 5 Purwokerto sebut perjalanan kereta terhenti akibat penurunan tanah di Cilacap

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah pekerja memperbaiki rel kereta yang ambles akibat banjir dan menyebabkan sejumlah perjalanan KA terganggu hingga 10 jam di pintu kereta Jeruklegi Kulon, Jeruklegi, Cilacap, Jateng, Sabtu (8/10/2022). Daop 5 Purwokerto sebut perjalanan kereta terhenti akibat penurunan tanah di Cilacap
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Sejumlah pekerja memperbaiki rel kereta yang ambles akibat banjir dan menyebabkan sejumlah perjalanan KA terganggu hingga 10 jam di pintu kereta Jeruklegi Kulon, Jeruklegi, Cilacap, Jateng, Sabtu (8/10/2022). Daop 5 Purwokerto sebut perjalanan kereta terhenti akibat penurunan tanah di Cilacap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sejak Jumat (7/10) malam hingga Sabtu (8/10) dini hari. Ini memicu terjadinya penurunan tanah di beberapa titik di sepanjang jalur lintasan rel kereta api jarak jauh antara Jeruklegi-Kawunganten, sehingga menyebabkan perjalanan kereta terhenti.

"Hasil kaji cepat sementara, penurunan tanah itu masing-masing terdapat di kilometer (km) 376 +6/7, km 372 +400 dan km 392 +8/7 yang berada di petak jalan Sikampuh - Maos," kata humas DAOP 5 Purwokerto, Krisbiyantoro seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (8/10/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan, laporan awal didapatkan dari awak sarana Kereta Api (KA) Kahuripan tujuan Kiaracondong yang merasakan adanya goyangan keras di km 367 +6/7 saat kereta melaju pada kecepatan 70 km/jam. Berdasarkan laporan itu, tim dari DAOP 5 Purwokerto kemudian melakukan investigasi di lapangan.

“Berawal dari laporan yang kita terima dari awak sarana KA Kahuripan tujuan Kiaracondong bahwa KA nya terasa ada goyangan keras di km 367+6/7 dengan kecepatan 70 km/jam,” ujar Kris.

Lebih lanjut, Kris menuturkan bahwa hasil investigasi di lapangan didapatkan bahwa penyebab goyangan keras yang dilaporkan awak KA Kahuripan tersebut diakibatkan adanya ablesan tanah sepanjang 15 meter di jalur Jeruklegi-Kawunganten.

Petugas jalan rel kemudian segera melakukan tindakan untuk penanganan gangguan perjalanan tersebut dengan mendistribusikan material dan tenaga pekerja ke lokasi amblesan.

“Penyebab goyangan keras ini diakibatkan ada amblesan tanah sepanjang 15 meter di lokasi tersebut. Petugas jalan rel segera melakukan tindakan untuk penanganan gangguan perjalanan ini dengan mendistribusikan matrial dan tenaga ke lokasi amblesan,” ujarnya.

Akibat dari adanya penurunan tanah di sepanjang jalur rel tersebut, empat perjalanan kereta api menjadi terhenti. Adapun perjalanan yang terhenti itu meliputi KA Turangga yang berhenti di Stasiun Jeruklegi, KA Parcel Selatan berhenti di Stasiun Gandrungmangu, KA Mutiara Selatan berhenti di Stasiun Gandrungmangu dan KA Kutojaya Selatan masuk di Stasiun Gandrungmangu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap pagi ini, Sabtu (8/10) turun ke lokasi untuk membantu percepatan penanganan peristiwa penurunan tanah tersebut.

Selain penuruan tanah, BPBD Kabupaten Cilacap juga melaporkan adanya jalur darat di sekitar lokasi kejadian juga tergenang banjir, sehingga akses Jeruklegi-Kawunganten lumpuh sementara.

Ia menambahkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa atas peristiwa tersebut, namun mobilitas masyarakat turut terhambat.

"Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap dan sekitarnya hingga Ahad (9/10), sebagaimana menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sabtu (8/10)," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

Menyikapi hal itu, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.

Khusus untuk sepanjang perlintasan rel kereta api agar tim gabungan dapat melakukan monitoring secara berkala, mengingat jalur kereta api di sepanjang wilayah Kabupaten Cilacap berada pada daerah yang rawan banjir dan longsor.

"Upaya seperti monitoring lereng perbukitan, susur sungai, pembersihan aliran sungai, kanal, saluran drainase permukiman dan saluran irigasi agar dilakukan secara berkala untuk memininalisir potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi tata ruang lingkungan," katanya.

Untuk jangka menengah dan panjang, dia melanjutkan, penanaman pohon keras dan berakar kuat disepanjang perbukitan pada jalur-jalur perlintasan kereta harus dilakukan sebagai bentuk upaya mitigasi berbasis vegetasi.

Ia meminta apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari 1 jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau di lereng gunung maupun tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.

Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement