REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, pembangunan ruang penampungan limpahan sungai Brigif merujuk konsep Sungai Kallang di Singapura serta Sungai Meuse dan Waal di Belanda. Dia menjelaskan, sungai berbasis alammerupakan program naturalisasi yang menggunakan konsep kembali ke alam sebelum kawasan itu terjamah pembangunan.
"Kita merujuk kepada dua tempat itu dalam membangun ruang limpahan sungai Brigif. Pertama proyek Kallang River di Singapura, lalu di Belanda sungai Meuse dan Waal," kata Anies saat ditemui di Waduk Brigif, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022).
Adapun ide solusi berbasis alam ini bisa mengurangi emisi gas karbon sampai dengan 39 persen dari pembangunan di DKI Jakarta yang selama ini ikut berkontribusi mencemarkan lingkungan. Menurut Anies, ruang limpahan Sungai Brigif disiapkan untuk menampung debit air dari hulu guna mengurangi beban ke kawasan hilir.
Selain konsep berbasis alam, Anies juga merujuk kepada konsep pengendalian air program room for theriver, seperti di Sungai Meuse dan Waal, Belanda, yakni menjadikannya sebagai ruang penampungan air. Ruang limpahan sungai tak hanya diBrigifsaja, konsep serupa ini nanti akan diteruskan di Lebak Bulus Jakarta Selatan dan Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
"Tiga ini jangan jadi yang terakhir, ini adalah tiga pertama untuk seluruh wilayah Jakarta. Mudah-mudahan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) juga bisa memanfaatkan pendekatan ini untuk tempat-tempat lain," ujar Anies.
Duta Besar Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng mengaku, senang menyaksikan salah satu inovasi di DKI Jakarta yang bisa mendunia. "Saya sebelumnya mengatakan bahwa tantangan masa depan adalah menyatukan dua negara. Karena kita memiliki kesamaan pendekatan, untuk setiap solusi yg kita butuhkan," kata Kwok Fook Seng.
Ruang atau waduk Brigif dibangun di atas lahan seluas 10,05 hektare yang diperkirakan mampu menampung volume air lebih besar yakni sekitar 380 ribu meter kubik (m3). Waduk yang berada di Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa itu berfungsi untuk mengendalikan banjir di wilayah Jakarta Selatan terutama di kawasan sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Krukut.