REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir berharap proses pemilu 2024 bisa jadi ajang bagi para petarung demokrasi untuk berperang ide dan gagasan. Erick Thohir tak ingin ajang 5 tahunan tersebut justru menjual politik identitas.
Menurut Erick Thohir, perang ide dan gagasan akan membuat bangsa ini menjadi lebih besar dan dipandang dunia. Namun jika berperang menggunakan politik identitas, justru bangsa lain yang akan mengambil keuntungan dari Indonesia.
"Konstestansi pemilu jangan lagi menjual politik identitas. Persandingkan gagasan dan program untuk memajukan bangsa dan menyejahterakan rakyat," imbau Erick Thohir melalui akun Instagram @erickthohir, Jumat (30/9).
"Jika kita (terus) tarung, bangsa lain yang senang atau untung," tegasnya.
Erick menaruh asa, proses pemilu nanti jadi tempat bagi tokoh-tokoh yang punya hasrat untuk memajukan bangsa Indonesia melalui ide-idenya. Bukan malah jadi ajang saling menjatuhkan.
"Kalau bisa jangan tarung lah, kasian rakyat. Kalau tarung terus gak habis-habis. Dan kalau kita tarung, bangsa lain tepuk tangan," sebutnya.
"Sama-sama memaparkan, seperti yang disampaikan Pak Jokowi. Jangan politik identitas, tapi memaparkan apa program yang dilakukan untuk rakyat," kata Erick Thohir.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meyakini rakyat Indonesia sudah cerdas dan bisa memahami buruknya penggunaan politik identitas dalam pemilu.
Hal itu disampaikan Wapres saat menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari peristiwa politik identitas seperti yang terjadi dalam Pemilu 2019.
"Sebenarnya rakyat kita sekarang itu sudah pandai ya, sudah cerdas," ujar Wapres Ma'ruf Amin.